Sebuah jam tangan kuno itu dengan merk Patek Philippe yang pernah dimiliki oleh kaisar terakhir Tiongkok, Aisin-Gioro Puyi dari Dinasti Qing, terjual dengan harga rekor mencapai US$5,1 Juta atau setara Rp758 miliar dalam sebuah kegiatan lelang di Hong Kong, Selasa (23/5).
Arloji Ref 96 Quantieme Lune, yang memiliki desain mahkota seperti bulan itu, sebelumnya diperkirakan terjual sekitar US$3 juta, tetapi setelah sekitar lima menit penawaran yang bersemangat, seseorang menawarkannya seharga US$5,1 juta juta . Dengan biaya komisinya, total harga arloji itu mencapai sekitar US$6,2 juta.
Seperti dilansir dari AFP, Rabu (24/5), Puyi menjadi kaisar pada tahun 1908 saat masih berusia dua tahun. Perjalanan hidup Puyi juga diabadikan dalam film “The Last Emperor” yang meninggalkan banyak nilai keberagaman Tiongkok, karya Bernardo Bertolucci produksi tahun 1987. Film ini juga berhasil menyabet kategori Best Picture, Best Director, Best Writing dan Screenplay Based on Material from Another dalam perhelatan Oscar.
Setelah lebih dari 20 tahun berkuasa, Puyi dipaksa turun tahta lalu dia pun dilantik sebagai pemimpin boneka Manchuria yang diduduki Jepang, sebelum akhirnya dia ditangkap pada 1945 setelah kejatuhan Jepang dan dibawa ke kamp penjara Soviet.
Pihak dari Rumah lelang Inggris, Phillips mengatakan bahwa mereka memiliki dokumentasi yang menunjukkan bahwa Puyi merupakan pemilik arloji tersebut, hal itu ditandai saat Puyi membawa arloji tersebut ke kamp.
Sementara itu, menurut memoar keponakan Puyi, Aisin-Gioro Yuyuan, arloji tersebut adalah barang pribadi kaisar yang pernah digulingkan itu. Dikatakan bahwa Puyi memberikan arloji tersebut kepada penerjemah Rusia, Georgy Permyakov, untuk disimpan saat ia meninggalkan kamp penjara.
Russell Working, seorang jurnalis yang mewawancarai Permyakov lebih dari 20 tahun yang lalu, mengatakan kepada AFP bahwa penerjemah yang sudah lanjut usia itu tidak tahu nilainya saat dia mengeluarkan arloji itu dari lacinya.
“Tiba-tiba saja arloji ini muncul ke permukaan setelah bertahun-tahun, rasanya seperti peti harta karun yang terdampar di pantai,” kata Working yang merupakan bagian dari tim peneliti rumah lelang tersebut.
Jam tangan Ref 96 ini terlihat sangat sederhana jika dibandingkan dengan arloji mewah yang biasa dijual di balai lelang tersebut. Namun, arloji tersebut adalah jenis arloji komplikasi pertama yang diproduksi secara serial oleh Patek Philippe. Saat ini jenis arloji tersebut hanya ada tiga di seluruh dunia.
Kepala jam tangan Phillips di Asia, Thomas Perazzi mengatakan bahwa ia sangat senang dengan penjualan yang luar biasa ini karena berhasil mencetak rekor. “Rekor tersebut termasuk hasil tertinggi dari semua pelelangan Patek Philippe reference 96 yang pernah dijual,” jelasnya.
Benda lain yang dilelang adalah sebuah kipas kertas merah, bertuliskan sebuah puisi karya Puyi yang “didedikasikan untuk kawan saya Permyakov”. Barang itu berhasil terjual lebih dari US$77.800 atau setara Rp1,1 miliar. Harga jual itu enam kali lipat lebih besar dari perkiraan pra-penjualan.
Meski memiliki nilai historis yang penting, Arloji Puyi, bukanlah arloji termahal yang pernah terjual di badan lelang. Sebuah jam tangan Patek Philippe “Grandmaster Chime” pernah terjual seharga US$31 juta pada tahun 2019. Arloji mewah ini disebut-sebut sebagai arloji paling rumit yang pernah dibuat oleh desainer pembuat arloji dengan 20 komplikasi. (M-3)
;;