Sejak dibuka pertama kali pada 2013, Galeri Indonesia Kaya menjadi salah satu ruang kesenian bagi publik di Jakarta yang banyak menggelar pertunjukan dan berbagai kerja kesenian.
Dari konser musik, tari, hingga teater telah banyak digelar di Galeri Indonesia Kaya (GIK) yang berlokasi di mal Grand Indonesia bagian barat di lantai delapan, Jakarta Pusat.
Namun, selama pandemi covid-19 menutup diri karena menyesuaikan peraturan pemerintah dalam pembatasan sosial. Kerja kebudayaan yang biasanya berada di atas panggung pun akhirnya harus beralih secara virtual. Di antaranya GIK memproduksi serial musikal Nurbaya dan Payung Fantasi.
Setelah kondisi kedaruratan pandemi mereda, kini GIK kembali buka dengan fitur teknologi baru di ruangnya. Selain memiliki auditorium, GIK sebelumnya memang juga sudah memiliki fitur teknologi interaktif untuk pengunjung.
“Kami merasa senang per Sabtu, 13 Mei GIK sudah buka bagi publik. Nantinya juga akan ada pertunjukan reguler di tiap Sabtu, jam 15:00 WIB. Yang berbeda dalam pembukaan kembali, kami mengikuti perkembangan terbaru teknologi. Jadi saat ini GIK menggunakan projector mapping. Pengunjung bisa main dengan fitur avatar, bisa keliling daerah di Indonesia dan mengunjungi marka kota, sebagai bagian edutainment kami,” kata direktur program Galeri Indonesia Kaya Renitasari Adrian, dalam pembukaan GIK, Jumat, (12/5)..
Renita juga menyampaikan pihaknya siap kembali menerima proposal kegiatan seni dan budaya bertema Indonesia. Nantinya proposal yang lolos akan berkesempatan mengisi pertunjukan reguler GIK. Dari program yang diajukan juga tidak menutup kemungkinan akan mendapat subsidi jika dianggap sebagai unggulan oleh tim program. Semua yang memanfaatkan ruang GIK tidak dikenakan biaya.
“Saat ini kami juga sedang membangun gedung pertunjukan, theater hall, dengan kapasitas 1200 penonton di Jakarta. Sudah dua tahun berjalan, dan semoga jika tidak ada halangan 2027 bisa diresmikan,” tambah Renita.(M-3)