BERBAGAI fitur canggih di ponsel maupun kamera digital nyatanya belum jaminan untuk menghasilkan foto yang menarik. Terlebih, jika Anda ingin menghasilkan foto cerita (photo story/ features ) maka penggalian ide menjadi hal sangat penting.
Hal itulah yang ditekankan jurnalis foto senior Media Indonesia, Ramdani, pada sesi gelar wicara Menggali Ide Sederhana Menjadi Foto Cerita di Lobby Grand Studio Metro TV, Kedoya, Kamis, (16/3). Acara tersebut menjadi rangkaian acara The Andrei Stenin International Press Photo Contest. Untuk kontes tahun ini, grup media asal Rusia, Rossiya Segodnya, menggandeng Media Group Network (MGN) menjadi penyelenggara.
Lebih lanjut, Ramdani menjelaskan jika foto cerita bisa diartikan rangkaian foto yang dikemas menjadi suatu cerita lengkap dengan tema dan isu tertentu. Lazimnya, konsep foto ini terdiri dari minimal tiga foto hingga 10 atau 12 foto.
“Dari mana dapat ide? Dari isu yang berkembang atau pengalaman pribadi, atau dari hasil riset yang pernah dapat dari pengalaman. Intinya dari hal-hal sederhana. Karena dari situ bisa jadi berkembang hal yang kompleks,” kata Ramdani setelah acara.
Ia pun memberikan beberapa contoh cara penggalian ide. Saat memproduksi foto cerita dengan subyek profil sosok, ia melakukan pendekatan terlebih dulu kepada subjek yang bersangkutan. “Misal pekerja migran, saya melakukan pendekatan ke mereka dan meyakinkan dengan narasi yang mau gue angkat. Kesesuaian narasi itu, juga didapat dari hasil wawancara terlebih dahulu dengan subyek sebelum diterjemahkan lewat bahasa visual,” jelasnya.
Saat ditanya terkait autentitas dan orisinalitas dalam cerita foto, Ramdani mengatakan secara cerita akan semakin menarik jika merupakan hal baru atau orisinal. Meski demikian, ia sangat mafhum jika, seperti ungkapan terkenal ‘nothing new under the sun’ maka sebenarnya tidak ada kisah kehidupan yang benar-benar baru di dunia ini,
“Kalau dari segi cerita, kejarnya yang orisinal. Benar-benar ide sendiri. Kalau konsep motret, menurut gue tidak ada yang baru. Cuma persoalannya adalah cara sampaikan isu yang beda. Misal saat gue motret orang mudik, secara konsep tidak baru. Dengan memanfaatkan foto portrait dan diberikan latar belakang. Tapi dengan subyek yang berbeda, justru itu memberikan hasil yang berbeda,” tuturnya.
Salah satu cara memberikan sudut pembeda dalam isu yang sudah banyak digarap atau tengah berkembang maka perlu adanya pembaruan konteks. Misalnya, saat mengangkat tentang sepinya pusat perbelanjaan, Anda perlu jeli melihat sisi lain yang belum banyak diungkap di dalam fenomena yang sebenarnya sudah banyak dibahas tersebut.
Salah satu sisi berbeda yang bisa diangkat, menurut Ramdani, adalah alih fungsi yang kemudian terjadi di mal-mal itu. Misalnya, mal yang kemudian menjadi tempat bermain biliar hingga jualan atau kontes burung. Dengan begitu, Anda bukan hanya mengisahkan tentang mal yang sepi melainkan kisah tentang semangat untuk tetap bertahan.
Sisi-sisi lain itu tentunya hanya bisa Anda dapatkan melalui riset. Sebab itu seorang fotografer atau pehobi foto sekalipun harus mau meluangkan waktu untuk meriset untuk menghasilkan foto cerita yang luar biasa. (M-1)