16 March 2023, 18:15 WIB

Tidak Sulit, Ini Tips Bikin Cerita Foto Menarik dan Sederhana


Fathurrozak |

Kehadiran media sosial mendorong siapa pun bisa menjadi pencerita. Membagikan kisah-kisah personal tentang pengalaman mereka dari lensa keseharian. Salah satu yang juga lazim adalah berbagi foto-foto lewat unggahan seri, atau juga dikenal cerita foto. Menurut fotografer senior Media Indonesia, Ramdani, cerita foto bisa diartikan rangkaian foto yang dikemas menjadi suatu cerita lengkap dengan tema dan isu tertentu. Lazimnya, cerita foto terdiri dari minimal tiga foto hingga 10 atau 12 foto.

Ia mengungkapkan salah satu hal yang perlu dipersiapkan sebelum memproduksi seri cerita foto (photo story) adalah penggalian ide. Bisa dengan mengikuti isu yang tengah berkembang atau dengan meriset isu tersendiri dari hal dekat.

“Dari mana dapat ide? Dari isu yang berkembang atau pengalaman pribadi, atau dari hasil riset yang pernah dapat dari pengalaman. Intinya dari hal-hal sederhana. Karena dari situ bisa jadi berkembang hal yang kompleks,” kata Ramdani saat dihubungi via sambungan telepon seusai mengisi gelar wicara Menggali Ide Sederhana Menjadi Foto Cerita di Lobby Grand Studio Metro TV, Kedoya, Kamis, (16/3).

Baca juga: Perkembangan Teknologi Memengaruhi Foto Jurnalistik

Gelar wicara tersebut merupakan bagian dari rangkaian pameran foto pemenang The Andrei Stenin International Press Photo Contest yang menampilkan 34 karya foto yang diabadikan oleh para fotografer dari 14 negara.

The Andrei Stenin International Press Photo Contest adalah kontes tahunan yang diselenggarakan oleh Rossiya Segodnya di bawah perlindungan Komisi Federasi Rusia untuk UNESCO. Kontes foto itu diadakan untuk mendukung jurnalis foto muda dalam membangun profesionalisme foto jurnalistik, serta mempromosikan makna dan tujuan foto jurnalistik kontemporer di kancah internasional.

Baca juga: Pentingnya Cerita di Balik Foto Jurnalistik

Dalam pengalaman Ramdani, saat ia memproduksi cerita foto misal dengan subyek profil sosok, ia melakukan pendekatan terlebih dulu. Seperti yang dilakukan para dokumentaris dalam menggarap film dokumenter.

“Kalau angkat profil orang, gue akan melakukan pendekatan subyek yang mau gue angkat. Misal pekerja migran, gue melakukan pendekatan ke mereka dan meyakinkan dengan narasi yang mau gue angkat. Kesesuaian narasi itu, juga didapat dari hasil wawancara terlebih dahulu dengan subjek sebelum diterjemahkan lewat bahasa visual,” lanjut Ramdani.

Saat ditanya terkait autentitas dan orisinalitas dalam cerita foto, Ramdani mengatakan secara cerita akan lebih afdal jika cerita yang muncul orisinal. Sementara dari segi konsep pemotretan, ia merujuk istilah ‘nothing new under the sun.’

“Kalau dari segi cerita, kejarnya yang orisinal. Benar-benar ide sendiri. Kalau konsep motret, menurut gue tidak ada yang baru. Cuma persoalannya adalah cara sampaikan isu yang beda. Misal saat gue motret orang mudik, secara konsep tidak baru. Dengan memanfaatkan foto portrait dan diberikan latar belakang. Tapi dengan subyek yang berbeda, justru itu memberikan hasil yang berbeda.”

Pembaruan Konteks

Salah satu cara memberikan sudut pembeda dalam isu yang sudah banyak digarap atau tengah berkembang, Ramdani menilai perlu adanya pembaruan konteks. Misalnya soal cerita foto mal sepi. Secara isu memang sudah cukup banyak berkembang. Tapi Ramdani memberikan konteks kebaruan di isu tersebut adalah dengan menyajikan seri foto mal-mal yang sudah sepi tapi beralih fungsi. Mulai dari untuk bermain biliar hingga jualan/kontes burung.

“Jadi tips untuk pemula yang mau memulai bikin cerita foto, yang pasti semakin banyak referensi akan mengembangkan ide yang luar biasa. Berangkat dari referensi, perkaya visual baik dari televisi, foto atau karya orang lain, setelah itu bisa lakukan amati-tiru-modifikasi,” terang Ramdani.

“Setelah itu riset. Ini penting. Selain itu dengan demikian ide-ide kita juga bisa jadi lebih tergali dengan jeli. Dengan melihat sekitar. Akan muncul pertanyaan, apakah itu harus kita jawab dengan bertanya ke orang atau kita cari tahu sendiri? Mulai dari hal sederhana. Perkaya referensi, dengan itu akan terlatih insting. Jangan takut untuk mulai dengan sederhana. Akhirnya nanti jadi kebiasaan.” kata Ramdani.

Itulah hal-hal yang bisa dilakukan untuk membuat cerita foto yang menarik dan memiliki narasi kuat menurut Ramdani. Jika diaplikasikan dengan tepat, hasil cerita foto yang dibuat diyakini akan sesuai harapan.

(Z-9)


 

BERITA TERKAIT