15 March 2023, 12:00 WIB

Desainer Arab Saudi Mulai Bersinar


Adiyanto |

Sejumlah selebritas dunia, dari Beyonce, Deepika Padukone, hingga Zendaya dan Cardi B, pernah mengenakan busana rancangannya, tapi selama bertahun-tahun hanya sedikit yang tahu jika Mohammed Ashi adalah perancang busana pertama di Arab Saudi.

"Pada tahun 90-an saya adalah satu-satunya desainer dari Saudi. Tapi saya tidak pernah mengatakan saya orang Saudi. Saya ingin karya saya lebih dikenal, bukan diri saya," kata Ashi kepada AFP dalam wawancara di studionya di Paris.

Menurut Ashi, sikap ini sebagian karena rasa malunya. Selain itu, mengenakan mode Barat umumnya tabu di depan umum, terutama bagi perempuan, ketika dia besar di Arab Saudi pada 1980-an.

Ashi berkarier di luar negeri, belajar di Amerika Serikat dan bekerja untuk Givenchy dan butik ternama di Lebanon milik Elie Saab, sebelum menetap di Prancis.

Sekarang, saat Arab Saudi mengalami perubahan sosial yang cepat, dia dijadikan sebagai mentor untuk komite fesyen, lembaga yang didirikan pada 2020 untuk membantu membangun industri kreatif dalam negeri.

"Beberapa bulan yang lalu, saya diundang untuk berbicara secara terbuka di Saudi untuk pertama kalinya, dan begitu banyak orang mendatangi saya setelah itu. Saya mendapatkan pengakuan dari generasi muda yang tidak pernah saya duga," katanya.

"Mereka (negara) memberikan beasiswa kepada orang-orang untuk sesuatu yang dilarang saat saya tumbuh dewasa. Ini momen ikonik," tambahnya.

Para pengkritik pemerintah melihat pelonggaran sosial ini sebagai kampanye yang dirancang untuk mengalihkan perhatian internasional dari pelanggaran hak asasi manusia yang selama ini terjadi di Saudi.

Namun, tidak diragukan lagi keran kebebasan yang dibuka ini menjadi peluang bagi para anak muda yang kreatif, seperti Reem Alsabhan, yang rancangan busananya kini menghiasi acara-acara peragaan busana lokal.

"Sejak awal studi, saya terus mengulangi kalimat yang sangat saya yakini bahwa Riyadh suatu saat akan menjadi salah satu ibu kota mode terpenting," kata perempuan berusia 27 tahun itu kepada AFP di studionyanya di Riyadh. "Sekarang tanda-tandanya mulai terlihat."

Acara publik yang sebelumnya tidak terpikirkan seperti konser dan festival film, seolah menjadi karpet merah untuk memamerkan karya desainer lokal seperti Alsabhan.

Menurut Burak Cakmak, Kepala Komisi Mode Saudi, pondasi untuk industri ini sebetulnya sudah dilakukan sejak lama. "Banyak kreatif lokal telah membangun bisnis fesyen dalam 20 atau 30 tahun terakhir untuk pasar lokal,  tanpa perlu untuk menceritakan kisah mereka di luar negeri," katanya kepada AFP.

"Hal ini memungkinkan sistem dibangun dengan cara yang terkontrol... dan sekarang orang dapat melihat ada ratusan merek, sangat terhubung dengan budaya mereka tetapi juga terinspirasi oleh seluruh dunia." (AFP/M-3)

BERITA TERKAIT