Selama dua hari Kamis (2/3) dan Jumat (3/3) , para pemimpin politik, pengusaha, aktivis lingkungan, dan akademisi berdiskusi di Panama untuk membahas cara terbaik untuk mengatasi berbagai ancaman yang dihadapi lautan, mulai dari perubahan iklim dan polusi hingga penangkapan ikan berlebihan dan pertambangan.
Dalam konferensi bertajuk Our Ocean itu, Uni Eropa mengumumkan akan mendedikasikan 816,5 juta euro (US$865 juta) atau sekitar Rp13 triliun untuk proyek terkait laut tahun ini.
Sebagian besar uang, sekitar 320 juta euro, akan digunakan untuk penelitian guna melindungi keanekaragaman hayati laut dan mengatasi dampak perubahan iklim di laut. Sedangkan 250 juta euro lainnya akan digunakan untuk peluncuran satelit Sentinel-1C untuk mengamati pencairan es dan memantau efek perubahan iklim, dan 24 juta euro untuk meningkatkan pengelolaan perikanan.
"Lautan adalah bagian dari diri kita, dan itu adalah tanggung jawab kita bersama," kata komisaris lingkungan, kelautan, dan perikanan UE Virginijus Sinkevicius dalam sebuah pernyataan.
Utusan iklim AS John Kerry menghadiri pembukaan pada Kamis, di mana Presiden Panama Laurentino Cortizo menandatangani keputusan untuk memperbesar Kawasan Lindung Laut Gunung Berapi (MPA) Banco dari 14.000 menjadi 93.000 kilometer persegi (sekitar 5.400 hingga 36.000 mil persegi).
“Panama sekarang akan melestarikan lebih dari 54% lautan di dalam zona ekonomi eksklusifnya,” kata menteri lingkungan negara itu Milciades Concepcion.
Bagi Kerry, konferensi itu sangat penting karena berfokus pada tindakan, bukan sekadar retorika.” Ini tentang komitmen nyata dan solusi nyata," ujarnya.
Laut Lepas
Dalam konferensi itu, perwakilan Uni Eropa, Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Kepulauan Pasifik menyerukan perjanjian tentang laut lepas, yang telah dibahas di Perserikatan Bangsa-Bangsa selama lebih dari 15 tahun, untuk ditandatangani sesegera mungkin.
Delegasi telah bertemu di New York sejak 20 Februari untuk menyimpulkan sebuah teks dalam putaran terakhir pembicaraan yang akan berakhir Jumat.
Laut lepas, yang tidak berada di bawah yurisdiksi negara mana pun, mewakili lebih dari 60% lautan dan hampir separuh planet ini.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu meminta para perunding untuk membuat perjanjian yang serius untuk mengatasi permasalahan laut lepas.
"Lautan kita telah mengalami tekanan selama beberapa dekade. Kita tidak bisa lagi mengabaikan keadaan darurat ini," katanya.
Topik lain dalam agenda Our Ocean termasuk memperluas Kawasan Konservasi Laut dan mengembangkan "ekonomi biru" yang berasal dari laut yang berkelanjutan.
Meliputi tiga perempat Bumi, lautan adalah rumah bagi 80% dari semua kehidupan di planet ini, dan menyediakan makanan bagi lebih dari tiga miliar orang.(M-3)