30 January 2023, 20:25 WIB

Jenis Kemasan Pengaruhi Kualitas Rasa dan Kesegaran Susu


Devi Harahap |

Susu merupakan salah satu minuman yang digemari berbagai kalangan usia, tak hanya lezat rasanya namun juga kaya akan gizi dan menyehatkan untuk tubuh. Manfaat susu antara lain menjaga kesehatan tulang dan mata, menambah sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kekuatan otot serta fungsi otak.

Dahulu, produk susu biasanya dijual dalam kemasan botol kaca, akan tetapi seiring perkembangan zaman dan melonjaknya biaya, pengemasan susu terus mengalami perubahan dan beralih ke kemasan alternatif, mulai dari botol plastik, kaleng, hingga saset yang terbuat dari kardus karton.

Meskipun inovasi kemasan tersebut dapat mempermudah seseorang mengonsumsi susu, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kemasan susu benar-benar memengaruhi kualitas rasa dan kesegaran susu yang ditawarkan.

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa kertas karton yang saat ini sedang trendi semakin banyak digunakan sebagai kemasan susu dijual di supermarket, tidak bisa menjaga kesegaran atau kualitas rasanya sebaik botol kaca.

Lewat penelitian yang berbasis yang telah diterbitkan dalam Journal of Dairy Science itu, peneliti mengungkapkan bahwa kaca dan plastik ditemukan sebagai material yang terbaik untuk menjaga rasa dan kesegaran susu. Selain itu, temuan menunjukkan saat ini kardus karton banyak digunakan di sekolah-sekolah di berbagai negara terutama Amerika Serikat (AS),

Hal tersebut direspon oleh produsen susu sebagai suatu peluang bahwa beralih ke kaca dapat membantu anak-anak lebih banyak mengkonsumsi susu, karena dinilai lebih praktis dan dan mempermudah seseorang mengkonsumsi susu. Terlebih saat ini harga botol kaca yang dikirim ke rumah-rumah semakin melonjak, sehingga harga susu botol juga menjadi lebih mahal.

"Susu lebih rentan terhadap rasa tidak enak yang berhubungan dengan pengemasan daripada jenis minuman lain, karena susu memiliki karakter rasa yang ringan dan lembut," kata penulis studi Mary-Anne Drake di North Carolina State University seperti dilansir dari Daily Mail UK pada Sabtu (28/1).

Metode penelitian

Menurut Drake, rasa susu dapat dipengaruhi oleh pertukaran senyawa kemasan ke dalam susu dan kemasan yang menyerap rasa dan aroma makanan dari lingkungan pendingin di sekitarnya. Untuk menyelidiki dampak rasa kemasan, para peneliti memeriksa susu murni dan susu skim yang dipasteurisasi dan disimpan dalam enam wadah berukuran setengah pint.

Selain botol kaca, tim menggunakan karton karton dan tiga karton plastik atau kendi (terbuat dari plastik yang berbeda) dan kantong plastik, yang dikenal sebagai kantong susu. Semua susu disimpan dalam kegelapan total dengan suhu dingin 4°C (39°F) untuk mengontrol oksidasi ringan yang juga memengaruhi rasa susu.

Sampel dicicipi dan dianalisis pada hari pertama percobaan, kemudian pada hari ke-5, 10, dan 15 hari setelahnya. Panel terlatih memeriksa sifat sensoris dari setiap sampel, sementara para peneliti mengekstraksi senyawa untuk melihat bagaimana kemasannya bercampur dengan susu.

Tim juga menjalani uji rasa sampel dengan menutup matanya pada hari ke 10 untuk melihat apakah pencicip dapat mengetahui perbedaan antara susu yang disimpan dalam karton karton atau kendi plastik dibandingkan dengan susu dalam botol kaca.

Peneliti menemukan ternyata dari berbagai jenis kemasan, kardus karton dan plastik paling tidak mempertahankan rasa dan kesegaran susu, rasanya tidak enak yang berbeda seperti hampir basi serta rasa aromatik manis yang lebih rendah, sementara senyawa dari karton juga terasa.

Secara keseluruhan, rasa tidak enak pada susu yang terdeteksi oleh pengecapan berkorelasi dengan peningkatan migrasi senyawa volatil (dari kemasan ke dalam cairan). Menariknya, susu skim ditemukan lebih rentan terhadap dampak rasa daripada susu murni karena memliki 'matriks' lemak.  

Perlu dicatat bahwa susu yang dijadikan bahan penelitian disimpan dalam kondisi gelap, hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas rasanya jika disimpan dalam gelas bening atau botol kaca. Terlihat bahwa susu yang ada di botol kaca bening memungkinkan porses oksidasi ringan, reaksi kimia molekul lemak dengan oksigen dan dikatalisis cahaya.

Karena oksidasi ringan berdampak pada rasa susu, perusahaan susu telah beralih ke kaca gelap yang menghalangi cahaya. Botol kaca juga dinilai berdampak buruk bagi lingkungan daripada plastik karena pembuatan kaca menggunakan lebih banyak energi dan sumber daya.

Tak hanya susu, hal-hal tersebut juga menjadi alasan banyak pabrik bir ramah lingkungan yang trendi semakin beralih dari botol kaca ke kaleng. (M-3)

BERITA TERKAIT