17 October 2022, 13:30 WIB

Irak Resmikan Taman Arkeologi yang Memuat Artefak Bersejarah


Adiyanto |

Sebagai salah satu wilayah yang memiliki peradaban tertua di dunia, Irak menyimpan artefak arkeologi yang menakjubkan. Oleh karena itu, pemerintah setempat menjadikan bukti peninggalan sejarah itu sebagai salah satu daya tarik wisata.

Pada Minggu (16/10), pihak berwenang di Irak utara meresmikan sebuah taman arkeologi yang antara lain berisikan ukiran monumental berusia 2700 tahun dari masa pemerintahan Asyur, termasuk sebuah patung yang menggambarkan sang raja sedang berdoa kepada para dewa.

Tim arkeolog menemukan sebanyak 13 relief pahatan batu monumental yang menakjubkan terpahat di dinding saluran irigasi kuno yang membentang sekitar 10 kilometer (enam mil) di Faida di Irak utara.

Selain itu, ada pula panel berukuran lebar lima meter (16 kaki) dan tinggi dua meter, berasal dari masa pemerintahan Sargon II (721-705 SM) dan putranya Sanherib.

"Mungkin di masa depan yang lain akan ditemukan", kata Bekas Brefkany, dari departemen barang antik di Dohuk, di wilayah otonomi Kurdistan, utara Irak.

Faida (tempat taman arekologi di utara Irak) adalah yang pertama dari lima taman yang diharapkan dibuat oleh pemerintah daerah. Hal ini bagian dari proyek yang bertujuan sebagai daya Tarik wisata dan pendapatan daerah,” kata Brefkany.

Ukiran itu ditemukan setelah dilakukan penggalian selama beberapa tahun terakhir oleh para arkeolog dari Kurdistan dan Universitas Udine Italia.

Tahun lalu, Daniele Morandi Bonacossi, profesor arkeologi Timur Dekat di universitas tersebut, mengatakan  meskipun ada relief batu lain di Irak, tidak ada yang begitu "besar dan monumental" seperti ini.

Irak adalah tempat kelahiran beberapa kota paling awal di dunia. Seperti halnya orang Asyur, tempat ini pernah menjadi rumah bagi bangsa Sumeria dan Babilonia, dan tempat lahirnya tulisan pertama yang dibuat umat manusia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Irak jadi surge bagi penyelundup artefak kuno. Penjarah juga ikut menghancurkan masa lalu  negara itu, termasuk invasi AS dan sekutunya pada 2003.

Sepanjang 2014-2017, kelompok ISIS juga menghancurkan puluhan harta karun pra-Islam dengan buldoser, kapak, dan bahan peledak. Mereka juga menggunakan penyelundupan untuk membiayai operasi mereka.

Beberapa negara kini mulai mengembalikan barang-barang curian tersebut. Tahun lalu, Amerika Serikat mengembalikan sekitar 17.000 artefak ke Irak, potongan-potongan yang sebagian besar berasal dari periode Sumeria sekitar 4.000 tahun yang lalu. (M-3)

BERITA TERKAIT