Oksigen sangat penting bagi kehidupan dan selalu menjadi penentu utama pasa standardisasi misi ruang angkasa yang dilakukan para astronom, terutama dalam pencarian planet baru selain Bumi yang bisa ditempati.
Semua planet di tata surya memiliki atmosfer dengan komposisi gas yang berbeda-beda, beberapa memiliki atmosfer tipis sementara yang lain sangat padat. Semua bergantung pada komposisi planet dan gas sederhana yang membentuknya, seperti hidrogen dan helium untuk dapat eksis bersama dengan gas yang lebih kompleks seperti oksigen, metana, karbon dioksida, dan amonia.
Selain itu, perlu diketahui di antara semua planet, hanya ada satu yang memiliki tanaman dan menghasilkan oksigen melalui fotosintesis. Planet itu adalah Bumi. Dengan demikian, Bumi memiliki jumlah oksigen tertinggi di antara planet-planet lain.
"Hanya ada satu metode yang bisa digunakan untuk menghasilkan oksigen yang dikenal sebagai fotosintesis, yaitu suatu proses tanaman membuat makanan dari air dan karbon dioksida sambil melepaskan produk gas berupa oksigen," seperti dilansir dari World Atlas.
Atmosfer bumi adalah satu-satunya planet di tata surya yang dapat menopang kehidupan. Selain oksigen yang digunakan oleh manusia dan hewan, ada karbon dioksida yang digunakan oleh tumbuhan, serta gas lain yang melindungi bumi dari sinar matahari yang berbahaya.
Para ilmuan sering menggunakan oksigen sebagai tolak ukur dan unsur utama sebuah tempat bisa dijadikan tempat tinggal kehidupan biologis karena dibutuhkan untuk proses fotosintesis.
Misalnya planet Merkurius dan Mars memiliki jejak oksigen di atmosfer yang bukan berasal dari fotosintesis. Namun, jangan hanya karena planet-planet ini atau benda langit lainnya memiliki jejak oksigen, langsung berpikir bahwa planet itu bisa dihuni manusia.
Menurut penelitian antariksa, produksi oksigen tidak selalu menunjukkan keberadaan organisme hidup di planet tersebut. Di exoplanet, planet yang mengorbit bintang di tata surya lain, reaksi kimia non-biologis ketika air berinteraksi dengan titanium oksida dapat melepaskan oksigen ke atmosfer.
“Meskipun oksigen masih merupakan salah satu sumber kehidupan (biomarker), namun perlu untuk mencari biomarker baru selain oksigen,” kata Norio Narita dari National Institutes of Natural Science Jepang.
Untuk alasan ini, planet lain yang memiliki oksigen mungkin tidak dapat dihuni oleh manusia. Arti penting lain dari atmosfer termasuk penciptaan tekanan yang memungkinkan air ada dalam bentuk cair, menahan panas dari matahari dan kemudian menghangatkan permukaan bumi, dan mengendalikan suhu ekstrem.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki gas oksigen dan bisa dihuni oleh makhluk hidup, karena Bumi memiliki tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Tidak ada proses alami lain yang mampu memproduksi sejumlah besar oksigen ke atmosfer planet, selain melalui fotosintesis.
Lebih lanjut penelitian telah menunjukkan bahwa atmosfer bumi memiliki ketebalan sekitar 300 mil meskipun sebagian besar berada dalam jarak 10 mil dari permukaan bumi. Akibatnya, tekanan udara dan oksigen akan terus menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian. Gravitasi bumi adalah yang bertanggung jawab untuk mempertahankan atmosfer.
Ada empat gas utama di atmosfer bumi dengan oksigen menjadi gas paling melimpah kedua setelah nitrogen. Komposisinya adalah sebagai berikut: nitrogen (78%), oksigen (21%), argon (0,93%), dan karbon dioksida (0,04%). Sisanya 0,03% terdiri dari jejak gas seperti neon, kripton, helium, dan hidrogen, serta uap air.
Sedangkan lapisan Atmosfer bumi ada 5 jenis yakni eksosfer, mesosfer, troposfer, stratosfer, dan termosfer. Setengah dari atmosfer bumi mengandung oksigen, khususnya ditemukan di troposfer (lapisan yang paling dekat dengan permukaan bumi). Hampir semua debu dan uap air di atmosfer juga mengandung oksigen.
Bumi juga memiliki lapisan lain yang berada tepat di atas troposfer, stratosfer. Lapisan ini penuh dengan gas ozon yang bermanfaat untuk melindungi permukaan bumi dari sinar ultraviolet matahari yang merusak kulit manusia. (M-3)