Sejumlah arkeolog dari institut penelitian warisan budaya Norwegia atau Norsk Institutt for Kulturminneforskning (Niku) baru-baru ini menemukan bidak catur bergaya Arab. Bidak catur itu ditemukan di salah situs peninggalan abad pertengahan Norwegia yakni Tonsberg.
Arkeolog Niku, Lars Haugesten menjelaskan artefak itu berbentuk silinder dengan tinggi sekitar 3 cm. Diameternya mencapai 2,6 cm dan memiliki moncong yang menonjol di atasnya dengan dua lingkaran putus-putus. Bidak itu terbuat dari tanduk, dan kemungkinan bagian dalamnya diisi timah agar dapat berdiri kokoh di atas papan catur.
"Desain karya tersebut berbentuk abstrak, dan dirancang menurut tradisi Islam, di mana tidak ada sosok manusia yang digambarkan,” kata Haugesten, sebagaimana dilansir dari Sci News, Senin, (7/2).
Haugesten mengatakan temukan itu cukup unik, karena sebelumnya tidak ada temuan arkeologis dari Tønsberg yang cukup detail. Muasal bidak catur ini, lanjutnya, dapat dilacak dari masa Arab setelah penaklukan Persia pada abad ke-7 M yang kemudian diperkenalkan ke Spanyol pada abad ke-10 oleh bangsa Moor.
"Dari Spanyol, permainan menyebar dengan cepat ke utara, dan mungkin telah dikenal di Skandinavia tidak lama kemudian. Penemuan tertua di wilayah Nordik terlihat di Lund, Swedia, dan diperkirakan berasal dari akhir abad ke-12. Potongan-potongan itu juga mirip dengan temuan dari Tønsberg kali ini,” imbuhnya.
Menurut Haugesten bidak catur yang ditemukan ini berperan sebagai kuda atau ksatria dalam permainan. Bentuk serupa juga pernah terlihat di beberapa temuan lainnya di Norwegia. Ketika terjadi penemuan lebih dari 1000 bidak catur di Bergen, misalnya, enam diantaranya juga memiliki bentuk serupa.
"Tetapi ukurannya bervariasi. Dekorasinya juga tidak sama persis dengan bidak dari Tønsberg, meskipun dua bidak dari Bergen memiliki lingkaran bertitik dan lingkaran biasa," pungkas Haugesten.