INDONESIA digadang-gadang memasuki puncak masa bonus demografi pada 2035.
Bonus demografi ialah masa yang penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar jika dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Masa ini perlu dimanfaatkan dengan maksimal untuk menggapai Indonesia maju dan sejahtera.
Untuk memaksimalkan bonus demografi tersebut, Indonesia perlu mencapai prasyarat-prasyarat, yakni sumber daya demografis yang dimiliki haruslah berkualitas tinggi.
Alih-alih, justru akan menjerumuskan Indonesia dalam krisis sosial.
Salah satu tantangan Indonesia ialah masih tingginya angka stunting.
Pada 2022, prevalensi stunting masih mencapai 21,4%, sedangkan standar WHO angka prevalensi stunting harus kurang dari 20%.
Pemerintah sendiri menargetkan angka stunting berada di 14% pada 2024.
Bagaimana korelasi target penurunan angka stunting dengan bonus demografi dan Indonesia Emas 2045?
Sejauh mana efektivitas program target penurunan stunting menjelang tahun politik?
Simak wawancara Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia Ahmad Punto dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo berikut.