KETUA Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-50 partainya menyentil berbagai hal. Mulai dari praktik korupsi kepala daerah, kader yang jarang turun ke masyarakat, hingga ke posisi Presiden Joko Widodo. Megawati menyinggung atau mengingatkan tentang pentingnya dukungan PDIP kepada Jokowi selama ini, sembari menyiratkan bahwa tanpa PDIP nasib Jokowi akan berbeda. Beragam pendapat menanggapi pernyataan Megawati tersebut.
Megawati memimpin PDIP sejak 1999. PDIP di bawah kepemimpinannya berhasil memenangi pemilu legislatif dengan 35,6 juta suara dan 153 kursi DPR. Saat itu, Megawati kalah bersaing dengan Abdurrahman Wahid untuk menjadi presiden. Pada Pemilu Presiden 2004, Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi kalah ketika berhadapan dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Setelah itu pada Pemilu 2009, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo
kalah lagi menghadapi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono yang berpasangan dengan Boediono.
Sedangkan Jokowi dua kali memenangi Pilkada Solo pada 2005 dan 2010. Jokowi lagi-lagi menang dalam Pilgub DKI Jakarta pada 2012. Jokowi yang menggandeng Jusuf Kalla juga menang pada Pilpres 2014. Lima tahun kemudian pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin juga menang pada Pilpres 2019.
Hanya saja, seperti kata Megawati, Jokowi memang patut dikasihani.
Karena sehebat-hebatnya sosok Joko Widodo yang memenangi beragam pemilihan. Tetap saja Joko Widood bukanlah penguasa atau pemilik partai politik. Pasalnya, konstitusi Indonesia masih memastikan bahwa partai politik memonopoli pencalonan presiden.