SATELIT Nano hasil pengembangan ilmuwan muda Indonesia yang didukung penuh oleh PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) akan diluncurkan ke International Space Station (ISS) dengan menggunakan Roket Falcon 9 SpaceX, Rabu, 23 November 2022 pukul 03.30 WIB. Peluncuran ini dapat disaksikan secara live di Youtube Channel SpaceX.
Peluncuran satelit yang diberi nama Surya Satellite-1 (SS-1) ini menjadi sejarah. Ini merupakan satelit pertama yang dikembangkan secara mandiri oleh anak-anak muda Indonesia serta menjadi pencapaian bagi industri antariksa nasional.
Menurut CEO Pasifik Satelit Nusantara, Adi Rahman Adiwoso, momentum ini menjadi milestone penting bagi industri satelit Indonesia yang akan memicu semangat generasi muda untuk berkarya dan berinovasi mendukung kebutuhan satelit nasional.
PSN juga akan terus mendorong pengembangan satelit dalam negeri agar industri keantariksaan Indonesia bisa tumbuh termasuk berkolaborasi dengan instansi pemerintah, pihak swasta dan para akademisi.
“Kami sangat bangga karena empat anak muda yang terlibat dalam pengembangan satelit nano ini merupakan insinyur di PSN yang mewakili visi kami dalam mendorong inovasi di Indonesia. Satelit SS-1 ini merupakan bagian dari visi dan ambisi strategis PSN dalam berkontribusi kepada Indonesia sesuai dengan komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan Indonesia yang berskala global,” ujar Adiwoso lewat keterangannya yang diterima, Selasa (22/11)
Satelit SS-1 akan diluncurkan dalam misi CRS-26 dari NASA Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat
SS-1 akan meluncur menggunakan cargo Dragon SpaceX menuju ISS, dan akan menjalani proses orbit raising selama kurang lebih 11 hari hingga sampai di ISS.
Tahapan berikutnya yang akan dilalui adalah proses deployment yang juga tak kalah penting dari proses peluncuran. PSN memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan satelit nano yang diinisiasi oleh sekelompok mahasiswa Surya University sejak 2016.
Adiwoso mengatakan, ide dan proyek pengembangan satelit nano ini diprakarsai oleh Universitas Surya yang didukung dengan kolaborasi multipihak antara Tim insinyur muda bersama PT Pasifik Satelit Nusantara, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), P Pudak Scientific, serta didukung penuh oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pusteksat LAPAN), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Head of Research Center of Satellite Technology, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Ing Wahyudi Hasbi menyatakan dukungan penuh BRIN terhadap pengembangan teknologi satelit nano. Peluncuran satelit ini menjadi bukti dari konsistensi para ilmuwan dan pihak-pihak pendukung.
Menurutnya, SS-1 ini menjadi titik awal yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi pionir karya besar yang akan membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk memajukan satelit bangsa.
“Peluncuran SS-1 adalah salah satu tonggak sejarah baru dalam perkembangan satelit di Indonesia dan memberikan suntikan motivasi pentingnya penguasaan teknologi satelit bagi Indonesia. Pusat Riset Teknologi Satelit-BRIN akan selalu mendukung pengembangan satelit yang dikembangkan oleh universitas-universitas dan startup Indonesia dengan expertise yang dimiliki," ujar Wahyudi
Adapun Kepala Prodi Teknik Fisika Surya University sekaligus Principal Investigator SS-1, Prof Sunartoto Gunadi menilai, keberhasilan para insinyur ini menjadi kebanggaan bagi dunia satelit Indonesia. Sebagai orang yang membimbing dari awal pengembangan satelit SS-1 ini, Prof. Sunartoto Gunadi meyakini bahwa masa depan industri satelit di Indonesia akan semakin cerah.
"Saya bersyukur atas keberhasilan anak-anak hebat saya, yaitu Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang, Hery Steven, Suhandinata, Afiq Herdika Sulistya, dan Roberto Gunawan, yang bisa menyelesaikan project satelit nano SS-1 ini. Keberhasilan ini membuktikan tidak ada yang tidak mungkin bagi generasi muda bangsa Indonesia untuk melakukan sesuatu," ujar Sunartoto.
Sebelumnya, pada Februari 2018, Tim Surya Satellite-1 mengikuti sayembara program KiboCUBE yang diinisiasi oleh United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Sayembara yang terbuka untuk tim satelit nano diseluruh dunia ini, memiliki misi untuk peningkatan kapasitas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa, khususnya negara-negara berkembang.
Pada Agustus 2018, Tim Surya Satellite-1 diumumkan menjadi pemenang pada sayembara ini sehingga satelitnya dapat diluncurkan dari ISS secara gratis.
Menurut Ketua Tim Pengembangan Satelit Nano, Setra Yoman Prahyang, SS-1 menjadi bukti nyata bahwa satelit nano bisa menjadi sarana bagi pelaku industri maupun akademisi di bidang kedirgantaraan dan antariksa.
SS-1 juga akan menjadi benchmark untuk pengembangan satelit nano lainnya di Indonesia. Namun, jelas Setra, dibutugkan kolaborasi strategis yang akan mendukung kemajuan industri satelit Indonesia.
"Hari ini menjadi kali pertama Indonesia memiliki CubeSat yang akan menggapai luar angkasa. Melalui satelit nano ini, kami ingin menunjukkan bahwa luar angkasa itu bisa dijangkau. Meskipun ruang angkasa merupakan wilayah yang secara environment tidak friendly dan banyak tantangan yang dihadapi, namun dengan semangat membangun Indonesia, kami terus maju," tandasnya.
Adiwoso menambahkan, terkait pengembangan satelit nano ke depannya, ia erharap proyek ini akan mendorong inovasi teknologi ruang angkasa yang lebih maju di Indonesia. Harapannya Indonesia akan mampu mewujudkan kemandirian satelit nasional.
“Tentu saja kita harus siap dengan kompetisi teknologi secara global yang diprediksi akan semakin ketat kedepannya. Situasi itu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda untuk terus berinovasi agar kita bisa bersaing. Saya yakin dengan kolaborasi semua pihak serta dukungan pemerintah, Indonesia bisa menghasilkan teknologi yang kompetitif,” pungkas Adiwoso. (OL-8)