05 August 2022, 23:12 WIB

Manfaatkan Ekosistem Teknologi Lewat Literasi Digital, UMKM Bisa Dapatkan Konsumen Lebih Luas


Mediaindonesia.com |

PELAKU usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus siap dalam mengarungi persaingan usaha di era digital. Sejumlah fasilitas lokapasar atau marketplace dan media sosial dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak usaha sekaligus menjangkau konsumen yang lebih luas. 

Kurangnya pemahaman akan perangkat digital janganlah menjadi suatu alasan untuk berkreasi dan inovasi, sebab banyak tutorial di media sosial serta di website dan jaringan kewirausahaan yang dapat dimanfaatkan sebagai rujukan warganet untuk memulai produksi ataupun melebarkan sayap usahanya. 

Demikian mengemuka dalam webinar yang mengangkat tema “UMKM, Yuk Pahami Digital” di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (3/8), yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Relawan TIK Muhammad Muhyi Setiawan mengatakan, hal-hal yang perlu dipersiapkan agar pengusaha kecil bisa berpartisipasi aktif di lokapasar di antaranya, kemampuan penggunaan gawai, story telling, fotografi dasar, pengelolaan bisnis dasar, digital marketing, dan pemahaman akan fitur-fiturnya. 

UMKM dapat memanfaatkan mesin pencarian dan aplikasi media sosial untuk belajar dan mencari apa-apa yang dibutuhkan demi untuk bisa membekali dirinya untuk cakap bermedia digital. 

“Inovasi tidak hanya dilakukan oleh Gojek ataupun Grab, tapi UMKM juga harus berinovasi. Untuk bisa berinovasi, pelaku usaha harus dapat memanfaatkan media sosial yang ada. Misalnya kebutuhan untuk belajar dan memahami sesuatu kita tidak lagi dibatasi dengan jarak dan letak geografis, tapi dengan adanya Youtube kita bisa belajar apapun di sana,” jelas dia. 

Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah sekaligus anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), Dimas Prakoso Nugroho mengatakan, para pelaku usaha digital juga harus membekali diri akan pemahaman digital, mengingat ancaman penipuan di dunia maya terus berkembangan seiring kemajuan teknologi internet. 

Adapun modus penipuan yang umum terjadi di antaranya, phising atau upaya untuk mencuri data pribadi seseorang, pharming handphone yang berupa arahan kepada korban untuk mengunjungi situs palsu, sniffing atau peretasan untuk mengambil informasi warganet, money mule atau permintaan untuk dikirimkan uang dan kemudian melanjutkan pengiriman kepada orang lain, serta penipuan yang meminta kode one time password. 

Baca juga : Etika Membuat Ruang Digital Menjadi Hangat

Selain itu, warganet juga perlu mewaspadai adanya ancaman penjual atau toko online palsu, lowongan kerja palsu, serta penipuan dengan modus percintaan. 

“Serangan phising caranya cukup banyak, salah satunya melalui email calon korban. Pelaku mengirimkan email yang seolah-olah asli dari suatu lembaga. Namun, tujuan pelaku untuk menghimpun data korban, menjual informasi data, hingga yang paling parah dengan mencuri dana milik korban baik yang tersimpan di account virtual,” ujar Dimas.   

Dosen yang juga aktif sebagai Relawan TIK dan Pandu Digital Indonesia, Shalahuddin menjelaskan, orientasi manusia untuk berperilaku konsumtif dipengaruhi empat hal, yakni untuk bertahan, memenuhi kebutuhan hidup, memuaskan hasrat atau keinginan, serta sebagai gaya hidup. 

Sekarang ini, budaya konsumtif semakin terdorong seiring dengan perkembangan teknologi digital. Tanpa perlu keluar rumah, warganet bisa memanfaatkan internet untuk berbelanja, yakni dengan kehadiran toko online, fasilitas ojek online, penawaran penjualan paket wisata, serta aplikasi keuangan. 

“Kita bisa mencontoh perilaku kreatif dan produktif para tokoh di dunia digital, misalnya menjadi content creator, copywriter, atau public speaker. Sehingga, ruang media sosial tidak hanya dijadikan sebagai aktivitas konsumsi saja, namun beralih pada kegiatan yang produktif. Dunia digital itu mampu memfasilitasi kita untuk berekspresi, marilah menata ekspresi tersebut untuk menata jalinan relasi dan tatanan sosial baru sekaligus tidak lagi terjebak dengan kontestasi narasi simbol,” tuturnya. 

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. 

Kegiatan itu khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.(RO/OL-7)

BERITA TERKAIT