PERKEMBANGAN kesehatan digital di Indonesia mulai berkembang pada 1990-an dengan diperkenalkan istilah telemedika. Istilah ini terkait praktik kesehatan dengan menggunakan perangkat audio, visual, dan data untuk kepentingan konsultasi, diagnosis, perawatan, serta pengobatan.
Perkembangan dunia digital merambah ke dunia kesehatan, seperti banyak aplikasi terkait yang ditawarkan. "Kita seakan menyambut perkembangan kesehatan digital pada saat pandemi, karena kita tidak bisa sembarang datang ke rumah sakit. Karena halangan tersebut, kita memanfaatkan berbagai aplikasi kesehatan," jelas Ayu Minarti dalam Webinar tentang Interaksi Aman dan Nyaman di Era Digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Selasa (12/7).
Sebelumnya dunia kesehatan memanfaatkan dunia digital hanya sebatas pelaporan. Namun, lanjut Ayu, untuk saat ini pemanfaatannya untuk kesehatan digital sudah berubah menjadi pelayanan. Perubahan itu meliputi kesehatan jarak jauh, kesehatan seluler, dan pengobatan jarak jauh.
Michael Pratama Santoso yang memberikan materi tentang keamanan data pribadi dalam aplikasi kesehatan mengatakan perkembangan dunia teknologi informasi di dunia terus terjadi secara masif. Masyarakat pun mengalami perubahan gaya hidup menjadi serbadigital. "Masyarakat semakin nyaman dan percaya melakukan aktivitas digital termasuk melakukan aktivitas keuangan yang selama ini dianggap berisiko tinggi," jelas Michael.
Meskipun hanya menggunakan aplikasi kesehatan, imbuh Michael, kita perlu mengamankan info penting seperti data pribadi--apalagi yang terhubung ke aplikasi keuangan--dari kejahatan pencurian data oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ia menyarankan agar masyarakat menggunakan password yang panjang dan kombinasikan dengan karakter, agar menambah faktor keamanan akun. Ia pun meminta agar kita hati-hati dalam menggunakan dunia digital agar terhindar dari kejahatan phising dan scam.
Habibie Yukazein menjelaskan banyak efek positif dari penggunaan aplikasi kesehatan yang selama ini kegiatan tersebut hanya dilakukan manual dan terkadang menimbulkan efek negatif. "Sebelumnya pengelolaan data pasien hanya dilakukan secara manual sehingga rentan kesalahan diagnostik, ketidakakuratan, dan memakan waktu yang banyak. Dengan memanfaatkan berbagai aplikasi kesehatan, ini tentu akan dapat meminimalisasi hal-hal tersebut," jelas Habibie.
Ia juga menjelaskan banyak keuntungan yang didapat dengan memanfaatkan kesehatan digital, seperti akses cepat konsultasi, penanganan kapan saja dan di mana saja, pembayaran mudah, serta manajemen data yang terus terbaharui.
Dengan perkembangan dunia digital dan kesehatan digital tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama GNLD Siberkreasi terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.
Kegiatan webinar itu diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas di DKI Jakarta dan Banten. Tujuannya mendorong masyarakat sadar kesehatan dengan memanfaatkan dunia kesehatan digital (digital health) dan mewujudkan masyarakat semakin cakap digital dalam bermedia sosial sehingga mampu mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi pada 2024. (RO/OL-14)