KEPOLISIAN Spanyol, Selasa (23/5), menahan tujuh orang terkait dua insiden rasisme terhadap penyerang Real Madrid Vinicius Junior, termasuk insiden pada akhir pekan lalu yang memicu kecaman internasional.
La Liga dilanda skandal rasisme setelah Vinicius menjadi sasaran ejekan rasial saat Real Madrid menyerah 1-0 di kandang Valencia, Minggu (21/5).
Penyerang Brasil itu telah menjadi sasaran serangan rasisme sejak bergabung dengan Los Blancos pada 2018. Namun, insiden teranyar di kandang Valencia memicu kecaman tehadap pemerintah Spanyol yang dinilai gagal mengatasi aksi rasisme dalam sepak bola.
Baca juga: Brasil Ajukan Protes Resmi ke Spanyol Terkait Pelecehan Rasisme terhadap Vinicius
Polisi Spanyol, Selasa (23/5), menahan tiga pemuda di Valencia atas tuduhan melakukan penghinaan dan gestur rasisme yang bisa dipandang sebagai hate crime dalam laga La Liga pada Minggu (21/5).
Setelah diinterogasi polisi, ketiganya dibebaskan dengan syarat mereka harus hadir jika dipanggil oleh pengadilan.
Laga antara Valencia dan Real Madrid sempat dihentikan selama beberapa menit dan wasit mengakui ada teriakan 'monyet' diarahkan kepada Vinicius.
Baca juga: Vinicius: Warga Brasil Kini Pandang Spanyol Sebagai Negara Rasis
Valencia, dalam penryataan resminya, mengonfirmasi penangkapan oleh polisi tersebut dan menegaskan mengutuk keras aksi rasisme. Valencia juga menegaskan akan menindak tegas pelaku rasisme dengan melarang mereka masuk ke dalam stadion selama seumur hidup.
Di Madrid, polisi menangkap empat pria yang diduga menggantung boneka yang diberi jersey Real Madrid dengan nomor punggung Vinicius dari sebuah jembatan pada tahun lalu.
Boneka berkulit gelap itu digantung di sebuah jembatan yang berada di dekat lokasi latihan Real Madrid beberapa jam sebelum laga La Liga melawan Atletico Madrid pada 26 Januari.
Di atas boneka yang tergantung itu dipasang spanduk bertuliskan, "Madrid benci Real".
Polisi mengatakan tiga dari empat tersangka itu merupakan anggota pendukung radikal Atletico. (AFP/Z-1)