04 April 2023, 23:15 WIB

Suporter Gelar Aksi 1.000 Lilin dan Doa Bersama 


mediaindonesia.com |

GERAKAN Sepak Bola untuk Rakyat (GSR) menggelar aksi 1.000 Lilin dan Doa Bersama untuk Sepak Bola Indonesia di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Selasa (4/4) sore.

Acara yang dihadiri ribuan suporter dari perwakilan klub di tanah air itu menghadirkan tiga narasumber yakni Richard Achmad (Sekjen Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia), Amsori Bahruddin Syah (Ketum Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia), dan Sigit Nugroho (Pengamat Olahraga Nasional).

Koordinator Nasional GSR Ferri Bastian mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan harapan publik terhadap perbaikan sepak bola Indonesia di masa yang akan datang setelah gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. 

Baca juga: Wapres Tegaskan Pemerintah Belum Berencana Buat Event Pengganti Piala Dunia U-20

"Kita melakukan diskusi dan aksi 1.000 lilin serta doa bersama untuk menjaring aspirasi para suporter yang kecewa karena Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kita sama-sama menundukkan kepala untuk kembali tegak menatap masa depan," kata Ferri

Menurut Ferri, ribuan lilin dinyalakan sebagai bentuk harapan dari para suporter agar sepak bola Indonesia kembali bangkit dari kegelapan. Hal itu dilakukan sekalipun memberikan dukungan kepada ketua Umum PSSI Erick Thohir yang saat ini tengah berjuang 

"Ibarat jalan lorong yang gelap dalam sepak bola, ribuan lilin ini merupakan titik terang bagi lahirnya harapan baru sepak bola Indonesia," ungkap Ferri

Baca juga: AHY: Piala Dunia U-20 Batal karena Kepentingan Politik Pihak Tertentu

"Lilin ini juga mengiringi langkah Pak Erick yang kita tahu saat ini beliau lagi berjuang melobi FIFA agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi berat," tambahnya

Sementara itu, narasumber yang hadir sama-sama mengutarakan rasa kesedihan seusai mendengar Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Mei mendatang.

“Soal perasaan, saya pikir sama seluruh Indonesia, kecuali para tokoh politik yang merasa sukses menggagalkan. Kalo saya jujur sedih karena saya juga tahu persiapan cukup lama, terutama pemain ya,” ujar Pengamat Sepak Bola Nasional Sigit Nugroho, saat menghadiri diskusi kopi darat di Gedung Joang 45.

Hal yang sama juga dirasakan Sekjen Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia, Richard Achmad, yang mengaku batalnya Piala Dunia U-20 menjadi tragedi yang menyedihkan dalam sejarah sepak bola Indonesia. 

“Samalah, sedih dan kecewa. Yang awalnya kita bangga dan karena kita akan menjadi bagian sejarah panjang Indonesia soal sepak bola,” ucap Richard.

Sementara itu, dari kalangan akademisi, gagalnya Piala Dunia U-20 menjadi duka bukan hanya bagi timnas, tetapi dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

“Tetap sama lah perasaan. Apapun ceritanya, timnas kan jadi simbol, simbol sebuah negara. Ketika timnas kita gak bisa hadir di Piala Dunia tentunya ini menjadi duka bagi Ibu Pertiwi, duka kita semua, duka seluruh masyarakat Indonesia,” kata Amsori.

Meski sempat merasa sedih, ketiga narasumber yang hadir tersebut kini sudah move on dan menatap lembaran baru untuk tetap optimis agar sepak bola Indonesia berjalan lebih baik lagi ke depannya.

“Ketika Piala Dunia U-20 batal terpukul. Tapi bagaimana kita memitigasi rasa kecewa menjadi sebuah energi yang baru, energi yang bisa buat sepak bola jadi lebih baik,” kata Sigit.

“Dengan optimisnya Pak Erick Thohir kita juga harus optimistis sepak bola kita akan lebih maju,” ujar Richard.

“Saya rasa harapan-harapan Indonesia untuk hadir di Piala Dunia di bawah tangan dia Insyaallah akan tercapai,” ucap Amsori.

Puncak dari aksi ini adalah penyalaan 1000 lilin yang dinyalakan oleh Ultras Garuda, La Grande Indonesia, dan perwakilan suporter Jabodetabek. (RO/Z-1)

BERITA TERKAIT