PENOLAKAN keikutsertaan tim Israel di Piala Dunia U-20 oleh beberapa organisasi masyarakat termasuk Gubernur Bali I Wayan Koster sangat disesalkan oleh Fariq Hitaba. Fariq merupakan wasit Indonesia berlisensi FIFA yang kerap memimpin pertandingan internasional baik di kawasan Asia Tenggara maupun Asia.
Menurutnya, selaku tuan rumah Piala Dunia U-20 Indonesia tidak punya alasan untuk menolak kedatangan timnas Israel. Hal itu karena Israel adalah anggota FIFA dan berhak mengikuti semua turnamen di bawah bendera FIFA selama memenuhi syarat.
"Jadi kita harus pahami dan bedakan mana politik dan mana olahraga. Kalau urusan politik, sampai kapan pun Indonesia termasuk saya pasti akan mendukung kemerdekaan Palestina dari cengkeraman Israel. Tetapi, ini sepakbola. Jelas beda," kata Fariq, Selasa (21/3).
Jika Indonesia menolak kedatangan Timnas Israel, jelasnya, Indonesia bisa dikecam oleh FIFA dan oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat. Bahkan, sanksi terberat adalah Indonesia akan terkena sanksi dari yakni dibekukan keanggotaanya oleh FIFA.
"Jika dibekukan, Piala Dunia U-20 tidak jadi berlangsung. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA. Artinya tidak ada sepak bola karena sepak bola itu propertinya FIFA," imbuhnya.
Fariq menambahkan jika Indonesia menolak atlet dari Israel atas dasar penjajahan dan kemanusiaan, maka Indonesia juga harus menolak atlet-atlet dari negara lain yang pernah dituduh melakukan penjajahan.
"Kalau Indonesia mau menuruti kelompok yang menolak Israel, harusnya kita memboikot semua event olahraga yang diikuti misalnya oleh negara-negara yang pernah menjadi penjajah. Karena negara-negara itu penjajah tidak ada satu pun yang suci dari dosa terhadap kemanusiaan," kata Fariq.
Lebihb jauh, Fariq berharap pemerintah tetap mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Sebab, semua sarana dan prasarana sudah disiapkan jauh-jauh hari dan tinggal kick-off saja.
"Jadi sayang kalau akhirnya tidak jadi. FIFA pun akan melihat dan menilai, sampai kapan pun Indonesia tidak akan pernah lagi dipilih untuk menjadi tuan rumah," pungkasnya. (R-2)