GOL Karim Benzema dan Vinicius Junior di perpanjangan waktu membuat Real Madrid berbalik unggul 3-1 atas rivalnya Atletico Madrid pada Jumat (27/1) dini hari WIB untuk mencapai semifinal Copa del Rey. Los Blancos -julukan Madrid- memperlihatkan mental sebagai tim yang dominan dalam persaingan derbi tersebut.
Hasil ini menambah dominasi Madrid dalam laga derbi dua tim rival itu. Los Blancos meraih empat kemenangan dari enam pertemuan terakhir dengan dua lainnya masing-masing berakhir satu kekalahan dan sekali imbang.
Kemenangan sebenarnya begitu dekat dengan Atletico pada laga perempat final yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu tersebut. Berkat gol penyerang kelahiran Kota Madrid, Alvaro Morata, tim tamu hanya mempertahankan keunggulan hingga menit ke-79 sebelum penyerang asal Brasil, Rodrygo, mencetak gol penyama kedudukan. Laga pun akhirnya berlanjut ke masa perpanjangan waktu.
Madrid mendapatkan keuntungan tersendiri pada menit ke-99 usai kartu merah yang diterima bek tengah Atletico Madrid, Stefan Savic. Unggul jumlah pemain, Los Blancos langsung menguasai jalannya pertandingan.
Benzema mencetak gol dengan memanfaatkan umpan Marco Asensio dan Vinicius mencetak gol pada menit akhir untuk mengirim Los Blancos lolos ke empat besar untuk pertama kalinya sejak 2019.
"Hari ini kami menjalani pertandingan yang sangat sulit tetapi dengan karakter dan pemain yang kami miliki, kami mampu membalikkannya," kata Benzema.
Derbi itu dinodai aksi pemasangan boneka Vinicius Junior yang digantungkan di salah satu jembatan di dekat ibu kota Spanyol yang digambarkan klub sebagai tindakan rasisme, xenofobia dan kebencian yang menjijikkan terhadap Vinicius.
Baca juga: Derbi Madrid Jadi Ajang Los Blancos Kembalikan Kepercayaan Diri
Entah Vinicius mengetahui aksi tak terpuji itu atau tidak, akan tetapi pemain asal Brasil itu tampil apik di lapangan bahkan menjadi pembeda bagi Madrid, terutama pada babak tambahan waktu. Vinicius mencetak gol ketiga pada menit 120+1.
"(Vinicius) benar-benar ingin bermain dan dia tampil sangat bagus. Saya pikir gol itu adalah hadiah atas kerja kerasnya. Apa yang terjadi sangat disesalkan," kata pelatih Madrid Carlo Ancelotti.
Ancelotti mengaku bingung dengan performa timnya. Madrid dinilai tampil begitu buruk di babak pertama, tetapi mampu menjelma kembali sebagai tim mematikan di babak kedua.
"Sulit untuk memahami bagaimana kami bermain sangat buruk di babak pertama, tapi kami melakukannya dengan sangat baik di babak kedua," ujarnya.
Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, menegaskan anak asuhnya sudah bermain bagus di laga itu. Kendati demikian, Simeone menyindir wasit yang memimpin pertandingan. Salah satu keluhannya ialah pelanggaran gelandang Madrid Dani Ceballos yang berpotensi kartu kuning kedua.
"Kami memainkan permainan yang sangat bagus hingga menit ke-70 ketika (Dani) Ceballos tidak menerima kartu kuning. Sampai gol Rodrygo, tim menghasilkan banyak hal baik, tetapi seiring berjalannya permainan, itu adalah lebih sulit dipertahankan dengan satu pemain lebih sedikit (setelah kartu merah Stefan Savic). Meskipun tim memiliki keberanian untuk bermain. Saya tenang dengan usaha para pemain,” kata Simeone. (AFP/Marca/OL-5)