PELATIH timnas Inggris Gareth Southgate menegaskan timnya akan membuat seluruh pendukungnya bangga dengan penampilan menyerang yang tak kenal takut melawan juara bertahan Prancis pada laga perempat final Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Al Baytt, Minggu (11/12) dini hari WIB.
The Three Lions--julukan Timnas Inggris-- yang sudah mencetak 12 gol dalam empat pertandingan tidak ingin mengubah mentalitas yang sudah ditunjukan selama ini di Qatar.
Southgate menegaskan tidak akan menerapkan strategi bertahan melawan serangan yang dimotori Kylian Mbappe yang sudah mencetak lima gol dan menjadi pencetak gol terbanyak sementara Piala Dunia Qatar. Kondisi itu menurutnya justru bisa berbahaya. Kelemahan potensial Inggris ada di lini belakang, dengan bek tengah Harry Maguire yang rentan terhadap kecepatan.
"Ya tanpa ragu (bermain menyerang). Tidak ada gunanya masuk ke permainan (bertahan) seperti itu. Kami percaya itu dapat menyebabkan masalah," kata Southgate.
Southgate mengatakan Inggris sekarang adalah tim yang telah berkembang pesat dalam hal mentalitas. Mereka mencapai semifinal Piala Dunia empat tahun lalu, berada di final Piala Eropa 2020. Tetapi di Qatar, The Three Lions bertekad ingin melangkah lebih jauh.
"Kami harus menyadari bahwa empat tahun lalu jika kami bermain melawan Prancis, kami bisa saja berbicara tentang permainan yang bagus tetapi kami benar-benar tidak memiliki bukti penampilan yang baik. Sekarang, kami tahu sekarang kami memiliki kualitas untuk memenangkan pertandingan," kata Southgate.
Southgate juga dikabarkan sudah menyiapkan strategi jitu untuk meredam kecepatan Mbappe. Southgate dan staf pelatihnya bahkan sudah menyiapkan strategi meredam Mbappe sejak dua tahun lalu. Mereka akan menempatkan pemain yang sama berbahayanya di depan untuk mengeksploitasi keterbatasan kelemahan Mbappe dalam hal bertahan.
Baca juga: Kesolidan Portugal Diuji Singa Atlas
Phil Foden yang bermain di sayap kanan atau penggantinya Marcus Rashford yang memiliki kecepatan akan head to head dengan Mbappe yang biasa bermain di sisi sayap kiri. Agresivitas yang dilakukan Foden atau Rashford bisa membuka ruang yang ditinggalkan pemain Paris Saint-Germain (PSG) tersebut.
Bek kanan Inggris Kyle Walker mengakui tidak mudah untuk menghentikan pergerakan Mbappe. Walker sudah mempunyai pengalaman mengatasi permainan Mbappe di level klub saat timnya Manchester City bentrok dengan PSG. Dalam tiga pertemuan, City dua kali mencatat kemenangan, dan sekali menelan kekalahan. Walaupun performa Mbappe tengah menjadi sorotan, Walker menegaskan bahwa bukan hanya dia yang perlu diawasi oleh satu tim.
"Pertandingannya bukan Inggris dengan Mbappe, ini Inggris melawan Prancis. Kami akan memberi rasa hormat, tapi saya tidak akan menggelar karpet merah baginya (Mbappe) untuk mencetak gol. Lakukan dengan sungguh-sungguh seperti kita akan pulang kalau kalah,” kata Walker.
Southgate juga sepakat bahwa kekuatan Les Bleus--julukan Prancis-- bukan hanya Mbappe saja. Mereka punya sederet pemain berbahaya lainnya seperti Ousmane Dembele, Olivier Giroud, dan Antoine Griezmann.
"Ini tantangan terbesar yang bisa kami hadapi. Mereka juara dunia, dengan kedalaman talenta yang luar biasa dalam dan pemain yang hebat. Mereka lawan yang sangat berat dan susah dibobol," kata Southgate.
Sementara itu, bek Prancis Ibrahima Konate menegaskan timnya tidak akan fokus pada pemain tertentu saat menghadapi Inggris. Menurutnya, Inggris memiliki lini tengah yang sangat baik yang dapat menyuplai bola ke Harry Kane di lini depan. Namun, kata dia, bahaya bisa datang dari mana saja dan sang juara bertahan tidak akan fokus dengan striker Tottenham Hotspur tersebut.
"Kane adalah pemain hebat. Saya telah bermain melawannya beberapa kali. Kami harus melihat seluruh tim, bukan hanya satu pemain. Jika kami bermain bersama, dan tetap kompak kami bisa melakukannya dengan baik. Saya tidak akan menargetkan satu pemain pun," kata bek tengah Liverpool itu.
"Sepak bola tidak dimainkan dengan satu, dua atau empat pemain. Kita harus berbicara tentang kolektif, bagaimana mengacaukan mereka secara kolektif. Tugas pelatih adalah menunjukkan kepada kita apa yang tidak kita lihat," lanjutnya.
Sudut pandang Konate memang cukup logis mengingat ada delapan pemain Inggris berbeda yang telah mencetak total 12 gol dalam empat pertandingan mereka di Qatar. Sementara Kane baru mencetak satu gol dan tiga assist selama di Qatar. (Mirror/Dailymail/Sportsbrief/OL-4)