UEFA, Kamis (1/12), mengatakan telah menggelar penyelidikan mengenai keuangan klub Serie A Juventus.
Sebelumnya, media massa Italia melaporkan jaksa Italia telah meminta mantan Presiden Juventus Andrea Agnelli dan 12 mantan petinggi klub Serie A itu diadili atas dakwaan laporan keuangan palsu dan kejahatan lainnya.
UEFA kemudian merilis pernyataan bahwa komisi penyelidikan dari Badan Pengendali Keuangan Klub (CFCB) akan melakukan penyelidikan apakah Juventus telah membohongi mereka dan melanggar aturan.
Baca juga: Jaksa Minta 13 Mantan Petinggi Juventus, Termasuk Agnelli, Diadili
Ini merupakan kali kedua pada tahun ini UEFA menyelidiki Juventus.
Dalam pernyataan singkat, Kamis (1/12), UEFA mengatakan mereka tengah menyelidiki apakah Juventus memberi informasi yang tidak benar kala mereka menyelesaikan kasus pertama mereka dengan asosiasi sepak bola Eropa itu.
Agnelli, wakil presiden Pavel Nedved, dan dewan direktur Juventus, Senin (28/11), mengundurkan diri setelah otoritas Italia menyelidiki keanehan pada keuangan klub Serie A itu.
UEFA mengatakan penyelidikan mereka akan fokus pada dugaan pelanggaran finansial yang diungkapkan oleh jaksa di Turin.
Juventus merupakan bagian dair klub, yang mencakup Paris Saint-Germain dan Inter Milan, yang Agustus lalu sepakat membayar denda karena melanggar aturan Financial Fair Play.
CFCB menemukan bahwa Juventus gagal memenuhi kewajiban break-even point di tahun keuangan antara 2018 dan 2022. Juventus sepakat membayar denda sebesar 3,5 juta euro.
"Jika kondisi keuangan klub berbeda dari apa yang diungkapkan saat terjadi kesepakatan dengan EUFA maka UEFA berhak membatalkan kesepakatan itu dan mengambil langkah hukum yang dianggap perlu serta menjauthkan hukuman disiplin," tegas UEFA. (AFP/OL-1)