ANTONIO Conte tidak kepalang girangnya. Satu gol dari Son Heung-min dan dua dari kapten kesebelasan Harry Kane membawa Tottenham Hotspur menang 3-0 atas ‘musuh bebuyutannya’ Arsenal. Kegirangan Conte makin bertambah karena kemenangan Kamis malam itu membawa klub yang ia ambil alih dari jurang degradasi, kini berpeluang untuk menembus Liga Champions.Dengan dua pertandingan yang tersisa, Arsenal dan Spurs bersaing ketat untuk meraih tiket keempat Liga Premier musim depan. Keduanya hanya terpaut satu poin saja. Sedikit saja kesalahan dibuat dalam dua pertandingan terakhir, hilanglah tiket yang didambakan semua klub Eropa itu.Arsenal tidak boleh melakukan sedikit pun kesalahan apabila tidak ingin tergeser oleh The Lilywhites, terutama pertandingan terakhir mereka pada 22 Mei yang akan datang menjadi penentu nasib mereka. The Gunners harus berhadapan dengan Everton.
Klub asal Liverpool itu akan tampil habis-habisan karena mereka berada di ujung tanduk. Frank Lampard, yang dipanggil untuk menggantikan Rafael Benitez, diminta untuk menyelamatkan The Toffee’s dari degradasi.
Everton bisa menjadi mimpi buruk bagi Pelatih Mikel Arteta. Meski penampilannya belum konsisten, Everton merupakan ‘pembunuh raksasa’. Mereka bisa menumbangkan Chelsea dan Leicester City pada tiga pertandingan terakhirnya.
Bagi Everton, tiga pertandingan terakhir wajib dimenangi karena mereka bisa tergeser Burnley dan Leeds United yang juga sedang berjuang untuk terhindar dari degradasi. Mereka bertiga hanya terpaut dua poin sehingga satu kali kesalahan agar membawa mereka masuk ke jurang degradasi.
Seru
Kompetisi Liga Premier seru, baik di puncak atas maupun di zona degradasi. Semua harus tampil dengan penuh konsentrasi apabila tidak ingin tersandung di partai-partai terakhir. ''
Spurs akan melanjutkan 'teror' mereka kepada Arsenal, Minggu malam ini. Tim asuhan Conte akan kembali turun bertanding menghadapi Burnley. Kemenangan malam ini akan memberikan tekanan mental kepada the Gunners.
Namun, partai besok malam bukan partai yang mudah bagi Spurs. Pasalnya, Burnley akan main mati-matian untuk keluar dari zona degradasi. Tim asuhan Conte pun hanya memiliki dua hari waktu untuk istirahat.
Conte mengeluhkan waktu istirahat yang terlalu pendek. Sementara itu, Arsenal baru akan turun bertanding pada Selasa mendatang atau lima hari istirahat sebelum menghadapi Newcastle di St James Park.
Menyadari pendeknya waktu istirahat, Conte menarik keluar Son saat menghadapi Arsenal. Harapannya, Son memiliki waktu istirahat yang cukup untuk tampil Minggu besok. Namun, Son yang mengincar 'sepatu emas' sempat kecewa dengan keputusan sang pelatih.
"Saya masih siap untuk terus bermain dan sebenarnya tidak perlu ditarik keluar," keluh Son. Penyerang asal Korea Selatan itu hanya terpaut satu gol untuk bersaing dengan penyerang Liverpool Mohamed Salah dalam memperebutkan sepatu emas.
Besok malam Conte sangat mengandalkan duet Son dan Kane untuk bisa kembali produktif dan membawa kemenangan bagi Spurs. Dengan konsistensi permainannya selama ini, Son tidak bisa dimungkiri merupakan salah satu penyerang terbaik di Liga Primer sekarang ini. Kapten kesebelasan Korsel itu selalu menjadi faktor penentu kemenangan tim.
Kecepatan yang dipadukan dengan ketenangan dan keterampilan memainkan bola membuat Son mampu mengemas 21 gol hingga saat ini. Kebersamaan yang lama dengan Kane membuat ia mempunyai ikatan batin sangat kuat untuk saling mendukung. Dua gol yang dicetak Kane ke gawang Arsenal berasal dari assist Son. Sebaliknya, satu gol tambahan Son diawali serangan yang dibangun Kane.
Conte bisa bermain dengan tim yang lebih menyerang karena ada satu pemain bawaannya dari Juventus, Dejan Kulusevski. Trio penyerang Spurs bisa begitu cair untuk berpindah posisi sehingga menyulitkan pemain belakang lawan untuk mengawalnya.
Apalagi Conte memiliki 11 pemain utama yang tetap dan selalu siap untuk dimainkan. Inilah yang membuat pelatih asal Italia itu percaya diri untuk meraih tiga angka penuh pada Minggu malam besok. Kemenangan 1-0 atas Chelsea dan 2-1 atas Leicester menunjukkan kualitas Spurs yang meningkat setelah ditangani Conte.
Lawan Everton
Arsenal yang baru akan tampil dua hari kemudian seharusnya juga tidak akan menghadapi kesulitan saat menghadapi Newcastle. Meski tim tuan rumah mulai bangkit dan mampu menjauh dari zona degradasi, permainan Newcastle belum cukup untuk membawa mereka ke papan atas.
Yang terpenting, Arsenal tidak terbawa emosi seperti menghadapi Spurs. Apabila mereka bisa tampil lebih tenang, talenta yang dimiliki para pemain muda the Gunners akan bisa berkembang optimal untuk membawa kemenangan.
Kamis malam lalu, kemampuan teknik Bukayo Saka dan kawan-kawan seperti sirna karena mereka terpancing bermain keras. Apalagi selama ini pertemuan antara dua klub bertetangga di London Utara itu selalu penuh intrik. Permainan penuh emosi pada Kamis malam itu harus dibayar mahal yang mana Arsenal harus bermain dengan 10 orang setelah Rob Holding menerima kartu kuning kedua. Yang lebih menyakitkan, mereka harus kalah telak 0-3, kekalahan terbesar pertama sejak 1983.
Arteta harus mampu untuk ikut menjaga emosi tim asuhannya. Tidak perlu terlalu provokatif untuk memprotes wasit sehingga mengganggu konsentrasi tim asuhannya, apalagi pada pertandingan terakhir melawan Everton.
Ibaratnya, Arsenal tidak boleh kehilangan angka sama sekali. Sekali saja mereka ditahan imbang oleh Newcastle ataupun Everton, buyarlah mimpi mereka untuk tampil di Liga Champions setelah delapan tahun absen.
Sekali lagi Everton bisa membuyarkan mimpi Arsenal. Kiper Jordan Pickford sangat tidak mudah ditembus. Pertahanan parkir bus yang diterapkan Lampard pernah membuat Liverpool nyaris frustasi.
Saka, Eddie Nketiah, dan Gabriel Martinelli harus lebih kreatif untuk membongkar pertahanan lawan. Arteta yang harus kehilangan banyak pemain karena cedera pantas berharap kepada Martin Odegaard untuk menopang dari lini kedua. Pemain asal Norwegia itu jeli melihat permainan dan tendangan jarak jatuhnya.
Dengan lima pemain belakang, Everton sangat kukuh dalam bertahan. Michael Keane menjadi pemain kelima yang menjaga kedalaman dan sulit untuk ditembus. Diperlukan operan satu-dua yang cepat untuk membongkar pertahanan the Toffee’s.
Kalau Richarlison mendapat umpan-umpan daerah yang pas, Everton bisa sangat berbahaya. Pemain asal Brasil itu memiliki kecepatan dan bandel dalam bermain. Ia bisa beraksi seorang diri dan kuat bukan hanya bola bawah, melainkan juga bola atas. Arsenal benar-benar menghadapi ujian mental untuk bisa lolos ke Liga Champions.