PENGUSAHA Inggris Jim Ratcliffe tetap tertarik membeli Chelsea meski tawaran awalnya untuk klub Liga Primer Inggris itu ditolak.
Ratcliffe, yang dilaporkan sebagai orang terkaya di Inggris, Jumat (29/4), mengajukan penawaran untuk membeli the Blues sebesar 4,25 miliar pound sterling.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,75 juta pound sterling akan digunakan untuk membenahi skuat Chelsea an pembangunan infrastruktur klub London tersebut selama 10 tahun ke depan. Adapun dana sebanyak 2,5 miliar pound sterling akan digunakan untuk membantu korban perang di Ukraina.
Baca juga: Everton Kalahkan Chelsea, Lampard Sanjung Dukungan Suporter
Namun, tawaran Racliffe itu diajukan beberapa pekan setelah tengat bagi peminat untuk mengajukannya ke bank Amerika Serikat Raine, yang bertanggung jawab mengawasi penjualan Chelsea.
Pria berusia 69 tahun itu sempat mempertimbangkan untuk membeli Chelsea pada 2019 namun batal dan dia malahan membeli klub Ligue 1 Nice.
Pemilik perusahaan petrokimia Ineos itu juga memiliki klub Swiss FC Lausane, klub balap sepeda Team Sky, dan merupakan sponsor tim Formula 1 Mercedes.
Pemilik Chelsea Roman Abramovich menawarkan Chelsea untuk dijual setelah miliarder Rusia itu disanksi oleh pemerintah Inggris akibat invasi Moskow ke Ukraina.
"Tawaran kami telah ditolak oleh Raine namun kami akan mengingatkan orang-orang bahwa kami masih berminat," tegas Direktur Ineos Tom Crotty, Rabu (4/5).
Penawaran dari pemilik Los Angeles Dodgers Todd Boehly berada di posisi terdepan.
Boehly telah meggandeng rekannya di Dodgers Mark Walter, pengusaha Inggris Jonathan Goldstein, miliarder Swiss Hasjorg Wyss, dan perusahaan investasi Amerika Serikat (AS) Clearlake Capital.
Konsorsium Behly itu kini memiliki hak eksklusif untuk berusaha mencapai kata sepakat dengan Chelsea sebelum dikeluarkannya izin khusus bagi Chelsea kedaluwarsa pada 31 Mei.
Namun, ada kekhawatiran mengenai masa depan Chelsea terkait utang kepada Abramovich senilai 1,5 miliar pound sterling.
The Times, Selasa (3/5), melaporkan Abramovich mengaku sanksi dari pemerintah Inggris membuat dia tidak bisa menghapuskan utang itu. (AFP/OL-1)