05 February 2022, 13:07 WIB

Menguji Ambisi Salah dan Mane


Akmal Fauzi |

MOHAMED Salah dan Sadio Mane punya ambisi lebih untuk bisa meraih gelar Piala Afrika pertama selama karier profesional mereka. Keduanya akan bertemu pada laga final Senegal melawan Mesir pada Senin (7/2) dini hari WIB.

Pertemuan itu akan menjadi laga final Piala Afrika kedua bagi Salah. Ambisi meraih gelar pada final 2017 dipatahkan Kamerun. Mesir takluk 1-2 atas Indomitable Lions di Gabon.

Salah tentu tidak mau hal itu terulang di final tahun ini. Pemain berusia 29 tahun itu bertekad mengangkat piala untuk negaranya, setelah melakukan debut internasionalnya pada 2011.

"Trofi ini bagi saya akan sangat berbeda. Ini akan menjadi yang paling dekat dengan hati saya," kata Salah, yang telah memenangkan Liga Premier dan Liga Champions di Liverpool.

Kehadiran Salah bagi tim juga dinilai penting. Rekan setim mereka berharap, Salah bisa memimpin negaranya meraih trofi kedelapan Piala Afrika.

"Salah bukan hanya pemain terbaik di Mesir tetapi juga pemain kelas dunia dan kehadirannya merupakan dorongan bagi anggota tim lainnya," kata asisten pelatih Mesir Diaa al-Sayed.

"Dia adalah pemandu dan pemimpin. Kehadirannya sangat penting bagi kami. Dia datang ke sini untuk menang dan kami berharap dia akan menang," ujarnya.

Baca juga: Klopp Bangga Salah dan Mane Tampil di Final Piala Afrika

Salah saat ini sudah mencetak dua gol di turnamen ini. Sementara, rivalnya, Sadio Mane, unggul dengan catatan tiga gol. Mane juga mengungguli Salah dalam merancang gol untuk rekan satu timnya. Mane dua assist, Salah satu assist.

Mane juga mengalami kekecewaan serupa dengan Salah yaitu gagal membawa gelar untuk negaranya. Senegal kalah dari Aljazair 0-1 di final pada 2019.

The Lions of Teranga adalah tim nasional peringkat teratas Afrika tetapi belum pernah menjadi juara sekalipun, sangat kontras dengan Mesir dengan rekor tujuh gelar mereka.

Final kali ini sekaligus menjadi yang ketiga bagi Senegal dalam Piala Afrika. Sebelum edisi 2019, Senegal juga masuk final edisi 2002 dengan hasil kekalahan lewat adu penalti 2-3 oleh Kamerun di Bamako, Mali.

"Pengalaman adalah aset terbesar kami. Kami tidak ingin lagi menjadi pecundang karena kami semakin matang,” kata Mane.

Motivasi juara Mane berlipat karena pemain berusia 29 tahun tersebut telah menorehkan rekor sebagai top scorer sepanjang masa Timnas Senegal. Mane bersanding dengan bomber legendaris Henri Camara dengan koleksi 29 gol.

Pelatih Senegal Aliou Cisse mengatakan, telah belajar banyak dari final 2019 untuk menghadapi final pada Senin (7/2) dini hari WIB nanti.

Pada final 2019 di Kairo, Senegal punya statistik sebagai tim dengan pertahanan terbaik dengan kebobolan hanya 1 gol. Namun, statistik itu bukan jaminan bisa berjaya dalam final.

”Laga final selalu memberikan kejutan. Itu yang harus kami perhatikan baik-baik,” kata Cisse.(AFP/BBC/OL-5)

BERITA TERKAIT