30 June 2021, 09:32 WIB

Pertaruhan Taktik Southgate Berhasil Redam Jerman


Akmal Fauzi |

Inggris membungkam kritikan setelah mengatasi Jerman 2-0 di Stadion, Wembley di babak 16 besar Piala Eropa 2020, Selasa (29/6) malam WIB.

Taktik baru yang dimainkan skuat Gareth Southgate mampu meredam serangan Der Panzer.

Dua gol Inggris yang dicetak Raheem Sterling dan Harry Kane tidak mampu dibalas oleh pasukan Der Panzer.

Baca juga: Kane Tegaskan Inggris Ingin Terus Melaju

Southgate dikritik karena memilih skema 3-4-3 jelang pertandingan. Formasi itu sama dengan yang dijalankan Jerman.

Sebelumnya, ia menggunakan 4-3-3 di dua laga pertama fase grup saat mengalahkan Kroasia dan diimbangi Skotlandia, sebelum memasukkan Jack Grealish dan memakai 4-2-3-1 pada pertandingan kontra Rep Ceko.

"Saya tahu saya mengubah bentuk, memilih pemain tertentu alih-alih yang lain, dan jika salah, bisa habis," kata Southgate.

"Kami ingin menekan dengan agresif di seluruh lapangan dan merasa cara terbaik untuk melakukan itu adalah dengan menyamai (formasi) mereka," lanjutnya.

Tiga pemain belakang yakni Kyle Walker, John Stones, dan Harry Maguire diplot sebagai tiga bek sejajar. Di posisi bek sayap, Kieran Trippier dan Luke Shaw jadi andalan.

Pendekatan taktik itu membuat Jerman tidak mendapatkan banyak ruang terbuka di pertahanan Inggris. Saat menyerang, Inggris juga berbahaya dengan pergerakan Shaw dan Trippier dari sisi sayap.

Perjalanan Inggris di Piala Eropa 2020 tidak mulus. Di fase grup, The Three Lions menang dua kali dan imbang sekali. Meski begitu, mereka malah dikritik karena bermain kurang eksplosif setelah hanya mencetak dua gol pada tiga pertandingan tersebut.

"Banyak keluhan atas penampilan kami, kurang mencetak gol tapi kami ingin membuktikan sebaliknya, di depan pendukung sendiri kami membara untuk, satu mendepak Jerman dan kedua melangkah di turnamen," kata pemain Inggris Declan Rice.

Pelatih Jerman Joachim Loew, yang berekspektasi tinggi di Piala Eropa kali ini, sangat kecewa dengan hasil tersebut.

Juru taktik berusia 61 tahun itu menyesalkan kegagalan Thomas Muller dan kawan-kawan memanfaatkan peluang mencetak gol.

"Kami berharap mendapatkan hal besar di turnamen ini dan keyakinan terhadap tim ini sangat besar. Di pertandingan seperti ini sangat penting memanfaatkan peluang yang Anda punya," kata Loew.

Laga ini juga menjadi akhir dari perjalanan Loew mengarsiteki Jerman selama 15 tahun. Iamengaku belum punya rencana setelah mundur dari jabatan pelatih yang akan resmi berakhir selepas mereka tersingkir Piala Eropa 2020.

"Setelah 15 tahun menekuni pekerjaan ini, dengan segala tanggung jawab yang menyertainya, mengambil jeda adalah sebuah keharusan," kata Loew.

"Akan ada waktunya ketika Anda menemukan energi baru untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Saat ini, saya tidak punya rencana konkret," ujar pelatih berusia 61 tahun itu.

Selama menangani Jerman, Loew melalui 197 pertandingan dengan 124 kemenangan, 40 imbang, dan 33 kekalahan. Rasio kemenangan 62,94% dengan 467 gol. (Goal/UEFA/OL-1)

BERITA TERKAIT