Puisi-puisi Valentina Senduk

Ilustrasi: Idris Brandy 

Timbunan 

Sepercik tetesan terasa mengental 
mengeras bagaikan terlanjur abadi 
waktu berubah, pudar selamanya 

Pertarungan sengit dalam bulir-bulirnya 
asa mengalir, tak akan pernah terkendali 
berteguh; tak ingin terseok dan terpojok 

Itu tetesan menolak tuk mencair 
air dan udara membawa hal-hal agar dipahami; 
menetapkan hati, tak berhenti sebelum menang 

Timbunan, tetesan, dan tempuran 
aku tak ingin kandas meski sempat diam, 
binar hati ini masih setia berjuang 

Februari 2023 


Putus 

Putus sudah benang penghubung 
teriris rasa ini saat tak ada terang 
terkulai tanpa dibayangi bunyi 

Menyiksa berselubung diam 
mendidih sampai berembun 
panas tak lagi terasa dan 
dingin tak lagi mengigit 

Sesaat sinar tubuh lumpuh 
tak ada obat penyembuhnya 
ketika bayang-bayang menghampiriku 
tak ada celah untuk menggenggamnya 

Jeruji benteng terlanjur tinggi 
tak mampu kupercaya lagi 
bahkan kepada putih; yang luntur perlahan 

Februari 2023 


Layang

Konstan meranum embusan itu
kubangan mencekik tak lagi mengikat
aliran yang tersemat bersantai mendayu
aneh nian teduhnya kala kalut tercabut

Konon; ia terbiasa geli, pedih 
hanya menutur keputusasaan 
dan tenang menganggu, sedih 
senyap perlahan saling berdekapan 

Tak ada kutub di sini 
hanya beku kian membatasi, 
mencengkeram pada tanah berpasir 
langkah berganti-ganti membawa desir 

Oh ternyata, sudah usai 
oh nyatanya, akhirnya dimulai 
tanda hati disemat sebelum menjauhi 
titik di mana; ia mengepak, melayang tinggi 

Maret 2023 


Tumpah

—Lihat 
disapunya benturan cahaya 
ragam bereaksi dalam diri 
namun sebagian terbawa
mencari pola imajinasi

—Dengar 
frekuensi beriak mengalun
sendiri membawa ilham
bersama menguar lamban
kala tepat mencipta bisikan

—Hirup 
melayang, menyentuh benak
ada instan buat dikenali 
sering terkabur oleh khayal 
terbiasa untuk menanti

—Kecap 
bergoyang bersama lumatan
campuran menyatu bergolak 
di sana suka tak suka digaungkan 
kadang digerus oleh kepenuhan 

—Sentuh 
membuatnya merasa dekat 
sadar dijatuhkan untuk meraba 
tidak melulu terjerat 
sadari eksistensi di sekitarnya 

—Rasa 
hadir oleh energi yang samar
terlampau sukar dilukiskan 
hanya insan yang sadar 
akan aksi reaksi keadaan 

Desember 2022 


Aku kini berserah dalam lingkaran demi menguar takdir sebab kutahu ada harapan, kekuatan, dan keberanian. 


Momentum 

Ketika bersama semua jadi biasa 
keunikan redup oleh keseragaman 
ketika ucapan dimaknai serangan 
perlu berdiam menangkap dugaan 

Ada titik temu untuk merindu 
ada kala untuk menapak tilas 
bersandar pada pusaran siklus 
jaga komitmen di masa depan 

Aku rela melepasmu pergi 
sebab segalanya akan berujung bestari 

Oktober 2022 


Lingkaran 

Pusaran itu berwujud nyata 
aku rasakan tekanan di perutku 
pelan-pelan; naik makin naik, 
tak siap ia menyesakkanku 

Pusaran itu kulawan, kuterjang  
suatu waktu kekuatan kakiku menang 
kencang makin kencang 
kala abai aku terseret ke belakang 

Pusaran itu mengalir lambat 
ia menyedotku begitu hebat 
turun makin turun kencang 
saat lisut, aku terambang 

Tak ada sepotong dusta 
hanya menyentak realita 
kumasuk kembali ke sana 
walau langkah terlunta-lunta 

Temaram lampu bertukar 
malam pun perlahan bergulir 
aku kini berserah dan belajar 
dalam lingkaran menguar takdir 

Oktober 2022 


Gagah 

Kilat mengintip dari balik awan 
berlagak mewujudkan pertanda 
entah siapa juga yang tertegun 
menatap kuat leburan cahaya 

Tak elak di sana berdiri sendiri 
memakan yang diantar sang kilat 
tak ada tolak, dia hanya berkukuh 
sungguh-sungguh erat melihat 

Secercah sinar benih beriring 
apalah itu, dibiarkan mengalir 
perlahan membumbungi ruang  
putih keemasan menjelma bulir 

Harapan, kekuatan, keberanian 
dia tahu benar-benar pesan ini 
menerima dengan ketulusan 
merelakan asa secara pasti 

Desember 2022 

 

Baca juga: Sajak-sajak Stevie Alexandra
Baca juga: Sajak-sajak Inggit Putria Marga
Baca juga: Puisi-puisi Anna Akhmatova

 

 

 


Valentina Yohana Senduk, penikmat karya sastra, lahir di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, 14 Februari 1998. Lulusan S-1 Program Studi Informatika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Menulis dan berpuisi sebagai bentuk ekspresi diri. Kini bekerja sebagai staf teknologi informasi pada sebuah perusahaan milik negara di Jakarta. (SK-1)