Puisi-puisi Viktor Bokov

Ilustrasi: Nikas Safronov 

Aku Suka Ucapanmu 

Aku suka ucapanmu yang lembut; 
"Tak datang, jangan menunggu, dan jangan menangis." 
Aku suka lekukan tanganmu 
saat kamu menerima bola sekuat tenaga. 

Aku suka caramu tertawa: 
bibir melebar serupa gumpalan salju di mulut. 
Bagaimana kamu tiba-tiba pandai 
bermain bola voli atau kasti? 

Aku suka kilauan tumitmu, 
berpacu bagai kekanak-kanakan, 
rambutmu terurai ditiup angin 
lalu perlahan luruh di dahi. 

Aku tak pernah merasa sendiri 
di musim panas atau musim dingin 
jikalau saja kamu ada di mana-mana, 
maka nyanyikanlah lagumu di bawah buritan. 

Hanya kamu yang bisa bercanda riang, 
menggantung sabit di atas tiang, 
seperti matahari senantiasa bersinar 
untukku, untuk semua orang, dan untuk siapa pun! 

1958 


Semut 

Tanpa semut, alam semesta ini hampa! 
aku yakin akan hal ini, kawan-kawan. 
Dari semak-semak, ia menatapku 
perlahan kumisnya berkedut. 

Kepalanya serupa bola mata yang besar 
ia melihat segala sesuatu yang kita lakukan. 
"Hei, pendaki gunung!" ujarku kepadanya. 
Ia tak mengucapkan kata-kata, namun kami saling mengerti. 

"Hei, penjaga hutan!" aku bertanya padanya; 
Bukankah kau menaruh beban berat di pundakmu? 
Semut itu diam saja. Ia akan membawa 
segala beban yang lebih berat pada waktunya. 

"Selamat tinggal!" ucapku kepadanya 
ia bergegas ke pohon dan bertahan. 
Terus merangkak dan memutuskan 
apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tuhan membantu dia! 

Aku harus pergi menanggung semuanya 
kau pun tahu, semut adalah teman baikku. 
Begitu juga alam, selalu ramah kepadaku 
menghabiskan hidup kini dengan keceriaan. 

1962 

 

Baca juga: Puisi-puisi Sergey Yesenin


Musik 

Hanya alat berwujud. Tak sulit 
memainkannya dengan tanganmu.
Rembrandt melukisnya pada kanvas,
dan Mozart memahatnya dengan string. 

Kuasa ilahi organ, 
menawan kelembutan irama. 
Bidat-bidat terbakar Giordano, 
namun musik ialah notasi di atas segalanya. 

Grieg meghirup aroma pinus di Fyord, 
membuat jiwanya menyala-nyala. 
Ah, musik! Nadamu berkeliaran, 
namun tak merangkak seperti lalat! 

1960-an 

 

Tak usah banyak keinginan saat mengatakan bahagia. Aku senang sebab kau masih menjadi inspirasiku! 


Kita Berpakaian Pantas 

Gaunmu indah, aku tak mau berdebat! 
Sutra dan wol terbaik tersedia sudah. 
Tapi aku enggan sembunyikan apapun darimu 
khawatir, cemerlan hanya di luar saja. 

Kita butuh berpakaian pantas, 
yang tersembunyi dari benang ialah kaki anggun. 
Tetapi, perempuan muda itu mengambil puisi Blok 
dan membacakan sedikitnya delapan baris! 

Aku pun tahu kotak-kotak ini berisikan jas
dibayang-bayangi musim dingin Tahun Baru... 
tapi sebagai anak muda, kamu lupa memakai 
topi yang selalu tergenggam erat di tanganmu. 

Kamu duduk penuh martabat di meja kafe, 
begitu sopan di hadapan orang-orang. 
Apakah kamu mendengarkan Mozart? Apakah Solveig
membangkitkan gairahmu dalam bercinta? 

Siapa itu yang datang ke keramaian? 
Berleher panjang seperti singa. 
Padahal, musim semi sudah tiba di jurang, 
dan rumput di sekelilingnya mati! 

Maafkan aku untuk semua pengakuan ini 
terlanjur memahami dan memprotes kemuliaanmu, 
namun bentuk tubuhmu hanyalah 
sepenggal jiwa prostesis! 

1959 

 

Baca juga: Puisi-puisi Vladimir Mayakovsky


Di Mamayev Kurgan 

Aku merasakan keheningan di Mamayev 
berdiam di belakang gundukan-gundukan. 
Perang telah menguburkan kehampaan 
gelombang hening baku pukul di tepi pantai. 

Sebelum tenang menunaikan doa suci 
seorang gadis dengan kepala tertunduk berdiri, sedang 
ibunya berambut abu-abu membisikkan sesuatu pada diri sendiri; 
masih berharap untuk melihat putranya pulang. 

Di semak-semak, padang rumput, dan parit 
mereka yang tewas, tidak akan menegakkan kepala lagi, 
tidak akan pulang dan berkata; "Ibu! Aku masih hidup! 
Jangan sedih, sayang. Aku bersamamu!" 

Langit menghitam pekat di Volgograd 
ibu tua belum pergi. Dia masih menunggu putranya 
gelombang hening baku pukul di bibir pantai 
gadis itu mendekat dan berbicara dengan ibunya. 

1963 


Katakan Padaku, Kawan 

Katakan kepadaku, kawan! Apa yang kau miliki? 
Kenapa kau cemberut? Apakah kau melihat musuh? 
Musim dingin membosankan, katamu. Tapi besok es pasti mencair 
dan sungai akan kembali mengalir dengan riaknya. 

Katakan padaku, kawan! Mengapa kamu rewel? 
Tak perlu terburu-buru mengejar waktu di mana-mana 
tak usah banyak keinginan saat mengatakan bahagia 
aku senang sebab kau masih menjadi inspirasiku! 

Tapi mengapa hidupmu terasa tidak berubah 
kebosanan terasa dangkal dan berpura-pura sakit kepala... 
aku tidak mengatakan hal ini untuk mendukungmu – 
sebab kesusahan sehari-hari bagiku itu biasa-biasa saja! 

1978 

 

Bacaan rujukan: 
¹ Puisi Soviet-Rusia tahun 1950-1970-an. Sebuah buku pelajaran. Minsk: Sekolah Tinggi, 1982. (Dalam Bahasa Rusia)

 

 

 

 


Viktor Fyodorovich Bokov, penyair Soviet-Rusia, lahir di Yazvitsy, Vladimir (sekarang Sergiev Posad, Moskwa Oblast), pada 6 September 1914. Dia belajar sastra di Institut Sastra Gorky, Moskwa (1934-1938). Sejak 1938, dia bekerja selama beberapa tahun sebagai konsultan sastra di All-Union House of Folk Art. Puisi pertama diterbitkan pada 1930 di surat kabar Kota Zagorsk Vpered. Ia mengusung unsur cerita rakyat Rusia dalam puisi sehingga ciri khas puisi Bokov terletak pada kemerduan, aliterasi, dan asonansi. Pada 1950, Bokov menjadi penyusun antologi puisi Russian Chastushka. Bokov meninggal di Peredelkino, sebuah pemukiman pedesaan Vnukovskoye, Moskwa Oblast, pada 15 Oktober 2009. Puisi-puisi Victor Bokov di Sajak Kofe - Media Indonesia diterjemahkan oleh Iwan Jaconiah, penyair, editor puisi Media Indonesia, dan kurator antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin, Pentas Grafika, Jakarta, 2022. Nikas Stepanovich Safronov, seorang profesor dan seniman Soviet-Rusia. Safronov lahir di Ulyanovsk, pada 8 April 1956 dalam keluarga miskin seorang pensiunan militer. Alumnus Akademi Seni Rupa Surikov Moskwa. Dia telah meraih penghargaan sebagai Seniman Terhormat Federasi Rusia. Lukisan foto header berjudul Jam Magis. (SK-1)