SUATU hari Nasrudin berjalan di tanah pekuburan. Tiba-tiba ia terperosok di sebuah liang lahad tua dan kosong. Di situ dia ingin melihat rupa Malaikat Munkar dan Nakir yang katanya akan mendatangi orang yang berada di dalam kubur.
Tidak lama kemudian mendadak Nasrudin mendengar bunyi gemerincing seperti suara lonceng yang sangat keras, yang mendekat ke arahnya.
Ia mengira sedang terjadi kiamat lalu buru-buru keluar dari kubur dan hendak lari. Tetapi seekor bagal (binatang peranakan kuda dengan keledai) terlihat sedang mendekatinya. Rupanya suara yang menakutkan tadi berasal dari binatang itu.
Melihat Nasrudin berjalan tergopoh-gopoh, bagal tersebut lari ketakutan sehingga barang-barang berharga yang diangkutnya jatuh berhamburan. Pemiliknya kaget dan heran melihat keadaan dan tingkah laku Nasrudin.
"Hai, siapa kamu, dan sedang apa di sini?" tanya mereka.
"Aku penduduk akhirat. Kedatanganku ingin melihat dunia," jawab Nasrudin.
"Kalau begitu, bangkitlah. Kami akan memperlihatkan kepada kamu sesuatu yang menyenangkan," kata mereka. Bukannya mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, mereka justru menghajar Nasrudin hingga mukanya penuh lebam dan babak belur.
Alasan mereka menghajar Nasrudin karena barang yang diangkut oleh bagal miliknya berantakan akibat ulah Nasrudin. Setelah itu mereka lalu meninggalkannya dalam keadaan pingsan.
Tengah malam, Nasrudin dalam keadaan sempoyongan pulang ke rumah. lstrinya kaget begitu membuka pintu dan melihat kondisi suaminya yang babak belur.
"Apa yang terjadi padamu? Dari mana kamu malam-malam begini?" tanya istrinya.
"Aku jatuh di dalam kubur, dan berkumpul dengan orang-orang yang telah mati," jawab Nasrudin.
"Apa yang kamu lihat di sana?" tanya sang istri.
"Tidak ada apa-apa di akhirat, kalau saja bagal keparat itu tidak lari ketakutan," jawab Nasrudin. (Fal/H-1)
Sumber: Humor Sufi IV
(2008) karangan Abdul Rasyad Siddiq, T Iskandar, Benny Rahmadi