27 April 2022, 04:10 WIB

Bogor Ngaos Al-Qur’an Warnai Penghujung Ramadan


Dede Susianti/H-2 |

RIBUAN perempuan berkerudung memenuhi pelataran Tugu Lawang Salapan atau tepatnya di jalur pedestrian SSA (sistem satu arah) di kawasan Tugu Kujang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/4) pagi.

Mereka duduk dalam saf-saf teratur dan rapi. Pandangan mereka hanya tertuju pada mushaf Al-Qur'an yang berada di tangan.

Lantunan suara Al-Qur'an menggema di antara deru mesin jalanan protokol Jalan Pajajaran yang kala itu cukup padat arusnya.

Datang dari berbagai daerah, kehadiran para muslimah tua dan muda di sana untuk memenuhi seruan ajakan ngaos (mengaji dalam bahasa Sunda) yang digelar dalam rangka memperingati Nuzululqur'an, momen diturunkannya kitab suci Al-Qur’an.

"Momen ini kita memperingati bulan yang baik. Bulan ini juga bulannya Al-Qur'an dan kita ingin sekali menyiarkan Islam. Al-Qur'an sendiri tidak asing bagi orang muslim, tapi ini sebagai upaya makin mencintai dan mempelajari," ucap Mariyatul Kiftiya selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Bogor Ngaos.

Para peserta Bogor Ngaos berasal dari enam kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Ada yang dikoordinasi melalui komunitas, tapi banyak juga yang datang individual.

Kiftiya menghitung sedikitnya ada 63 komunitas yang terlibat di acara ini karena itu jumlah pesertanya mencapai ribuan. Ia mengaku tak menyangka karena acara itu digagas dalam waktu hitungan hari.

"Alhamdulillah, ini atas izin Allah. Di waktu yang singkat, persiapan kami 1 minggu. Tapi lebih dari 1.000 orang hadir dari 6 kecamatan Kota Bogor dan ada juga beberapa komunitas dari kabupaten," ungkapnya.

Kehadiran ribuan muslimah Bogor itu tanda bahwa agenda ngaos bersama disambut baik. Bahkan, banyak para peserta yang berharap kegiatan itu dilakukan secara rutin.

Seperti dituturkan Nenden, warga Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, yang saat itu datang secara pribadi. Meski lokasinya cukup jauh dari rumahnya dan harus menaiki kendaraan angkutan umum beberapa kali, acaranya dianggap baik, dia pun bersemangat hadir.

"Kalau bisa dilanjutkan rutin. Satu bulan sekali. Tadi selain baca Al-Qur'an bersama-sama juga ada doa bersama," ucapnya.

Diungkapkannya, ia merasakan sesuatu yang berbeda, yang begitu istimewa ketika mereka bisa berkumpul di sana hanya untuk melantunkan kalimat-kalimat-Nya. Rasa ini, kata Nenden, berbeda dengan ketika ia mengaji di rumah atau majelis taklim.

"Menurut saya, karena kita melakukannya bisa berjemaah, bersama- sama lebih banyak orang, insya Allah pahalanya akan lebih banyak karena ada nilai silaturahim juga, banyak berkenalan," tutupnya.

BERITA TERKAIT