19 September 2023, 19:40 WIB

Elektabilitas Tertinggi, Prabowo Gencar Diserang Fitnah


Dero Iqbal Mahendra |

TINGGINYA elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) menjadikan semakin banyaknya fitnah dan ujaran kebencian yang dilakukan kelompok tertentu kepada Prabowo. 

Terbaru yakni soal beredarnya informasi hoaks yang menyebut Prabowo menampar dan mencekik Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi. Informasi tersebut dinilai tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.

Kabar tersebut justru mengundang beragam kecaman atas beredarnya isu tersebut. Pakar politik Universitas Indonesia (UI), Ade Reza Hariyadi hal itu merupakan bentuk pembunuhan karakter yang dilakukan seseorang terhadap Prabowo.

Baca juga: Bela Prabowo, Ini Jawaban Jokowi Soal Isu Kekerasan pada Wamentan Harvick

"Kalo informasi itu tidak didukung oleh bukti kredibel maka wajar kalau dianggap sebagai upaya character assasination atau pembunuhan karakter politik," kata Ade saat dihubungi, Selasa (19/9).

Menurut Ade, perlu adanya penelusuran terkait video narasi yang menyebutkan Prabowo melakukan kekerasan terhadap wakil menteri. Sangat penting siapa sosok dibalik penyebaran informasi tersebut.

Baca juga: Jokowi: Prabowo sudah Lebih Sabar

Hal itu untuk menjaga keharmonisan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Pasalnya, informasi tersebut cenderung memecah belah rakyat Indonesia.

"Apa kepentingan dan siapa dalang dibalik penyebaran informasi itu, apakah memang disengaja untuk mendiskreditkan dan merusak citra Pak Prabowo sehingga berpengaruh terhadap elektabilitasnya atau ada motif lain," ujar Ade.

Sebelumnya, beredar kabar Prabowo menampar salah satu wakil menteri awalnya disebarkan oleh akun media sosial Seword. Narator Alifurrahman Asyari mengklaim mendengar kabar dari orang yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut menteri aktif di kabinet Presiden Jokowi mencekik dan menampar wakil menteri jelang rapat kabinet istana.

Isu tersebut pertama kali beredar dalam akun Youtube Seword TV yang kemudian dipandu oleh sang narator dengan menggunakan kaos merah dengan simbol serupa mata banteng. Simbol itu dinilai sangat identik dengan PDI Perjuangan di mana sudah memiliki kandidat capresnya sendiri yakni Ganjar Pranowo.

Meski demikian, pihak Kementerian Pertanian dalam keterangan persnya membantah adanya kejadian penamparan tersebut. Pasalnya, Wamen Qolbi belum menghadiri ratas apa pun menggantikan Mentan Syahrul Yasin Limpo di istana negara.

"Kami sudah cek agenda Wamentan dalam 10 hari terakhir, tidak ada agenda beliau hadir mengikuti Ratas di istana mewakili Bapak Mentan SYL," kata Ketua Kelompok Substansi Pemberitaan dan Strakom, Setjen Kementan Arief Cahyono dalam keterangan persnya. (Z-7)

BERITA TERKAIT