PRESIDEN Joko Widodo menyatakan prospek dan peluang industri pertahanan di Indonesia sangat bagus. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan terus melakukan inovasi.
"Tahun 2024, industri pertahanan kita akan masuk ke 60 besar di dunia. Kita harapkan pada 2025 lebih maju lagi dan berada di 50 besar," ujar Presiden Joko Widodo saat mengunjungi PT Pindad, Bandung, Selasa (19/9).
Setelah diperlihatkan sejumlah hasil produk PT Pindad, Presiden mengakui progres yang dilakukan perusahaan ini sudah kelihatan. Sejumlah hasil produksinya sudah sangat bagus.
Baca juga: Festival LIKE, Presiden Jokowi Kunjungi Stan Danone Indonesia
Dari sisi pendapatan, lanjut dia, tahun lalu, Pindad mampu mengantongi Rp25 triliun. Tahun ini, pendapatan perusahaan meningkat menjadi Rp27 triliun.
"Paling banyak memang dari pesanan Kementerian Pertahanan. Namun, PT Pindad juga sudah bisa melakukan ekspor," tambahnya.
Baca juga: AGP Dukung Festival LIKE, Jokowi Dialog dengan Pegiat Lingkungan
Salah satu ekspor ialah pengiriman amunisi ke Amerika Serikat. Dalam satu bulan, Pindad mengirim 2 kontainer amunisi ke Negeri Paman Sam. "Banyak negara yang sudah meminta kiriman pistol, senjata dan kendaraan tempur. Ini berarti ada prospek dan peluang yang harus dimanfaatkan PT Pindad," tegas Kepala Negara.
Sementara itu, Direktur Utama Pindad Abraham Mose menambahkan kunjungan Presiden bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala Staf TNI-AD Jenderal Dudung Abdurahman merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap industri strategis. "Presiden menyatakan industri strategis ini harus dibesarkan."
Menurut dia, Pindad terus berkembang dengan menggulirkan produk-produk barunya. Selain senjata dan amunisi, perusahaan ini juga memproduksi panser 8 x 8, medium tank, kendaraan strategis, rail way dan industri tabung gas.
"Selain sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri, kami juga sudah melakukan ekspor amunisi, senjata dan pistol. Beberapa negara sudah meminta kendaraan tempur, namun belum bisa kita penuhi, karena konsentrasi kita memenuhi pesanan Kementerian Pertahanan," tambah Abraham.
Saat ini, Pindad tengah menyelesaikan kontrak pembuatan kendaraan taktis Maung sebanyak 5.000 unit untuk Kementerian Pertahanan. Pekerjaan akan berlangsung dua tahun. Untuk tahap berikutnya, kontrak untuk 10 ribu unit maung. (Z-3)