Kedekatan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo bukanlah hal yang aneh. Kedua tokoh tersebut sudah dekat sejak lama, yakni saat Jokowi maju mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama, mereka diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
"Hubungan baik keduanya sudah sejak lama, sudah punya sejarah yang dalam sejak 2012 waktu jadi gubernur DKI kemudian bekerja sama lagi di kabinet ini melalui rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo," ujar anggota Dewan Pembina partai Gerindra Andre Rosiade, Jumat (26/5).
Saat ini, komitmen Prabowo untuk melanjutkan pembangunan yang sudah dilakukan pemerintah bisa menjadi alasan kuat bagi Jokowi untuk mendukung Prabowo.
Baca juga: Presiden Jokowi Tidak Perkenankan Gibran Jadi Cawapres Prabowo
"Bagiamanapun juga Jokowi ingin adanya keberlanjutan pembangunan mau pun warisan yang diciptakan untuk negara dan yang cocok menggantikan beliau. Wajar saja soal restu untuk gantikan Jokowi. Prabowo sudah tegas bahwa dia akan lanjutkan program Jokowi," jelasnya.
Saat ditanya terkait dukungan Jokowi bisa menggoyang pesaingnya dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, Andre enggan menjawab. Dengan hasil survei yang menunjukan angka positif terhadap Prabowo, menurutnya itu sudah menjadi jawaban.
Baca juga: Antara Prabowo dan Ganjar, Bertanding atau Bersanding
"Kami tidak mau menanggapi urusan rumah tangga orang lain. Saat ini kalau kita baca dari survei pemilih Jokowi, pada April 2023 baru 21% sekarang jadi 26%. Ini jadi menambah keyakinan kami angka ini akan bertambah pendukung Jokowi memilih dan mendukung Prabowo," terang Andre.
Sementara itu, politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu tidak mengomentari terkait suara pendukung Jokowi yang beralih mendukung Prabowo. Menurutnya dari bebarapa hasil survei posisi Ganjar Pranowo masih berada pada pilihan teratas publik.
"Elektabilitas Ganjar masih ungguli Prabowo dan Anies," tandasnya.