25 May 2023, 19:15 WIB

NasDem Sejalan dengan Gus Yahya soal Kepemimpinan Bermoral Pemilu 2024


Tri Subarkah |

PARTAI NasDem memiliki pandangan yang sama dengan komitmen Nahdlatul Ulama (NU) dan PP Muhammadiyah soal pentingnya kontestasi Pemilu 2024 untuk mencetak pemimpin bermoral.

Politikus senior NasDem Ahmad Effendy Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi mengatakan NasDem didirikan dengan mengusung tema sentral gerakan perubahan restorasi Indonesia.

"Untuk ikut memperbaiki, memulihkan, mengembalikan dan mencerahkan, termasuk ikut memperbaiki moral politik bangsa yang rusak," katanya kepada Media Indonesia, Kamis (25/5).

Baca juga : Jelang Pilpres, Ketum PP Muhammadiyah Temui Ketum PBNU

Menurut Gus Choi, keadaan bangsa dan negara yang kurang normal perlu dipulihkan. Selain itu, gerakan perubahan restorasi Indonesia yang dicanangkan NasDem juga bertujuan mengembalikan nilai dan kekayaan bangsa yang hilang.

"Dalam kondisi seperti ini dibutuhkan pemimpin yang memiliki rekam jejak terbaik, baik moralitasnya, perilakunya, pendidikannya, nasabnya, dan pengalamannya," jelas Gus Choi.

Baca juga : Politik Identitas dari Hary Tanoe

NasDem, lanjutnya, berharap kekuatan organisasi keagamaan, khususnya NU dan Muhammadiyah, terus mendorong dan mengawal agar rakyat memilih pemimpin yang bermoral tinggi dan unggul.

Dihubungi terpisah, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyatakan pihaknya mendukung komitmen NU dan Muhammadiyah tersebut. Menurutnya, semua pejabat perlu fokus dan menjaga amanah jelang Pemilu 2024.

"Biarkan urusan Pemilu 2024 berjalan jujur dan adil. Semua rakyat yang menentukan, bukan tekanan politik, apalagi skenario oligarki," tandas Mardani.

Tolak pemilu jadi ajang politik kekuasaan

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar NU Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir melakukan pertemuan di Gedung PBNU, Jakarta. Keduanya sepakat mendorong kepemimpinan bermoral dalam Pemilu 2024.

"Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah akan berusaha melaksanakan tanggung jawab berikan teladan sikap buat seruan-seruan terkait moral," kata Yahya.

Sementara itu, Haedar mengatakan kepemimpinan bermoral merupakan sikap memahami salah atau benarnya tindakan yang dilakukan. Ia berharap pesta demokrasi tidak sekadar bersifat politik kekuasaan. (Z-4)

 

BERITA TERKAIT