Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sepakat bahwa perbedaan dalam sikap dan pilihan politik memperkokoh demokrasi di Indonesia.
Muhaimin dan AHY yang bertemu di kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Rabu (3/5) malam, berpandangan bahwa perbedaan sikap dan posisi dalam politik tidak boleh menutup jalur komunikasi antarpartai, terutama dalam membahas isu-isu kebangsaan.
"Kami sepakat pada dasarnya perbedaan koalisi, perbedaan pilihan dalam partai, maupun kepemimpinan nasional adalah bagian dari upaya mengokohkan dan menguatkan demokrasi kita. Ini butuh semangat saling menghormati, saling menghargai, menjunjung tinggi kekeluargaan dan persamaan di antara kita," ujar Muhaimin.
Baca juga: PKB Gagal Bujuk Demokrat, Cak Imin: Mas AHY Imannya Kuat
Perbedaan itu, sambungnya, akan menjadi kekayaan dalam berpolitik. Tentunya itu bila demokrasi dipahami sebagai ajang untuk saling berbagi.
"Nanti kalau Mas AHY menang, misalnya, saya akan teriak dari jauh, 'jangan lupa saya mas'. Kalau saya yang menang, pasti saya juga tidak akan lupa Mas AHY. Itulah demokrasi, yang tentu saling berbagi. Dengan kesepahaman itu, perbedaan justru jadi kekayaan di antara kita. Itu mendewasakan kita," jelas Muhaimin.
Baca juga: Gurau Airlangga Soal Pertemuannya dengan Muhaimin Iskandar
Dia pun berharap pertemuan-pertemuan serupa bisa terus berlanjut ke depan meskipun kedua partai berada dalam koalisi yang berbeda.
"Semoga pertemuan ini juga akan berlanjut dengan pertemuan-pertemuan antarpartai, terutama menjelang pemilu yang akan datang. Saya sengaja terus berkunjung dengan teman partai lain untuk kemajuan demokrasi kita," tandasnya.