PARTAI Golkar selalu memiliki daya magnet kuat di setiap pemilu presiden. Hal itu karena Golkar mempunyai kematangan secara organisasi dan kelembagaan, baik sebagai institusi partai politik maupun dari sisi kader.
Menyikapi hal tersebut Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (INSIS), Dian Permata, menilai poros koalisi yang sukses meminang partai berlambang beringin akan mendapatkan energi terbarukan.
"Golkar di Pipres 2014 menjadi pendukung pasangan Prabowo dan Hatta. Pada Pilpres 2019 dapat menjadi contoh yang dengan mudah serta diberikan karpet merah pada pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amien," tukas Dian dalam keterangan yang diterima, Kamis (30/3/2023).
Sejauh ini, Golkar disebut-sebut sedang dilirik oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang beranggotakan NasDem-Demokrat-PKS dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dihuni Gerindra-PKB.
Menurut dian, jika masuk ke KPP, Golkar akan lebih mudah untuk membicarakan soal sharing power dan memungkinkan Golkar diberikan jatah Ketua DPR atau lainnya.
Sementara itu, jika Golkar gabung bersama Gerindra-PKB ke dalam KKIR, secara moril, Golkar akan memompa semangat koalisi tersebut, dan memungkinkan terjadinya tiga poros, yakni poros KPP, KKIR, dan poros PDI-P.
"Jika Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tidak dapat kursi Cawapres, partai tersebut akan mendapatkan jatah Ketua DPR. Karenanya, Golkar layak bagi poros manapun. Poros manapun yang dapat meminang Golkar akan mendapatkan energi terbarukan," pungkasnya. (RO/A-3)
