PRESIDEN Joko Widodo membeberkan jurus utama yang ia gunakan dalam memenangkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 dan Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 silam.
Itu adalah menangkap peluang dengan tampil beda dari kandidat-kandidat lainnya. "Saya ini bukan siapa-siapa. Dari Solo, ndeso, masuk ke Jakarta yang kota besar. Saya melihat di situ ada peluang," ujar Jokowi dalam Kopdarnas Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta, Selasa (31/1).
Saat itu, Jokowi melihat semua tokoh yang hendak terjun berkontestasi memiliki penampilan mewah. Mereka kerap tampil ke publik dengan setelan jas, lengkap dengan dasi dan peci.
"Setiap pemilihan pilkada di manapun, selalu calonnya itu pakai jas, pakai dasi, pakai peci. Tidak ada yang berani keluar dari situ," tuturnya.
Akhirnya, Jokowi, yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama, memutuskan untuk melakukan terobosan. Keduanya selalu keluar dengan tampilan sederhana, yaitu mengenakan kemeja kotak-kotak.
Baca juga: Anies Baswedan Ajak Warga Wujudkan Negara Adil untuk Semua
"Saat itu, saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Tidak ada yg berani membuat tren seperti itu. Tapi memang ada risikonya. Risikonya bisa kalah kalau keliru," sambung mantan wali kota Surakarta itu.
Namun, ternyata strategi itu berhasil. Sebagai sosok pendatang baru, ia mampu mengambil hati rakyat dan memenangi kontestasi.
"Ternyata disambut oleh masyarakat, utamanya masyarakat muda. Cari barang seperti itu. Jangan menjadi follower tapi harus menjadi trend setter," tandasnya.(OL-4)