APA khabar skandal Panama Papers? Itulah isu yang gegap gempita di awal April 2016 tapi kini, setelah dua bulan lewat, sudah sunyi senyap tanpa kejelasan.
Panama Papers ialah skandal bocornya 11,5 juta dokumen finansial, yang mengungkap praktik penghindaran pajak global skala masif.
Nama-nama yang terlibat juga bukan main-main: 12 pemimpin negara, ratusan politisi dan pebisnis, selebritas dan atlet ternama dunia. Tak kurang dari 2.961 nama orang Indonesia, sebagian di antaranya politisi atau pengusaha yang sudah sangat dikenal namanya, juga disebut.
Bahkan, menurut Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada 11 April, sebanyak 79% dari 803 nama warga negara Indonesia yang disebutkan dalam Panama Papers terindikasi kuat mengemplang pajak.
Skandal Panama Papers juga menarik perhatian Istana Negara. Kepala Staf Presiden Teten Masduki memimpin rapat membahas skandal Panama Papers pada 19 April.
Rapat antara lain dihadiri oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo, Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Muhammad Yusuf dan perwakilan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
Presiden Joko Widodo sudah memberikan pernyataan akan memberikan sikap resmi pemerintah setelah semua datanya komplet. “Baru akan kami bicarakan. Setelah semua datanya komplet, baru saya akan bicara. Nanti saya akan bicara. Jangan sampai saat ini kasih pernyataan setengah-setengah,” kata Presiden Jokowi saat berkunjung ke Pulau Seribu, Jakarta, pada 14 April.
Pemerintah mestinya segera mengumumkan hasil penelitian soal Panama Papers, sehingga setiap orang yang disebut-sebut terlibat tidak membersihkan diri secara sepihak. Jangan biarkan skandal Panama Papers heboh di awal, kemudian senyap pada akhirnya.