SIKAP Partai PDIP yang tidak bisa menerima keberdaaan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024, menjadi pemicu renggangnya hubungan dengan Partai NasDem.
Adapun pendeklarasian Anies oleh NasDem dapat dikatakan sebagai faktor utama, yang membuat PDIP untuk mengambil jarak lebih jauh dengan partai yang dipimpin Surya Paloh.
Baca juga: Pesan Johnny Plate ke PDIP: Jangan Memecah Belah
"Pendeklrasian Anies ini menjadi materi baru yang makin memperkencang jarak antara NasDem dan PDIP," ungkap Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari saat dihubungi, Selasa (11/10).
Menurutnya, sikap anti-Anies yang ditunjukkan PDIP didasari oleh persepsi tentang posisi Anies yang dekat dengan pihak oposisi. Seperti, Partai Demokrat, PKS, hingga ormas FPI bersama Rizieq Sihab. Selain itu, Anies juga dianggap sebagai lawan politik yang cukup besar bagi PDIP dalam konteks elektoral.
Baca juga: PKS Terima Permintaan Komunikasi dari Anies Baswedan
"Ada persepsi dan konstruksi Anies akan didukung oleh kelompok identitas. Sebagaimana terjadi di pilkada 2017 dan akan dilakukan kembali di Pemilu 2024 mendatang," imbuh Qodari.
Kerengangan hubungan PDIP dan NasDem, lanjut dia, juga timbul karena adanya persaingan kontestasi pilkada dari kedua partai. Hal itu menyebabkan hubungan PDIP dan NasDem tidak lagi dekat, seperti saat mendukung Joko Widodo di Pilpres 2014.
"Memang harus dikatakan dalam beberapa waktu belakangan, hubungan NasDem dan PDIP tidak baik-baik saja. Tidak sebaik dulu," pungkasnya.(OL-11)