PANGLIMA TNI Jenderal Andika Perkasa menegaskan akan memproses hukum pidana terhadap oknum prajurit yang sengaja menendang suporter usai pertandingan Arema FC kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.
"Ini bukan etik, tapi pidana," papar Andika di Gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Senin (3/10).
Andika menegaskan pihaknya bakal melakukan investigasi. Panglima menilai aksi kekerasan terhadap suporter yang videonya viral di media sosial di luar kewenangan TNI.
"Kami lakukan investigasi sekaligus kita lanjutkan dengan proses hukum. Karena apa? Karena memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan," tegas Andika.
"Jadi kita tidak akan mengarah pada disiplin, tidak. Tetapi pidana," tambahnya.
Menurut Panglima, tindakan oknum TNI yang melakukan tendangan kungfu ke bagian punggung salah satu suporter di dalam lapangan sudah sangat berlebihan.
Andika pun mengimbau kepada warga agar mengirimkan video-video lain yang bisa membantu TNI mencari tahu siapa oknum prajurit yang melakukan aksi kekerasan terhadap warga.
Baca juga: Menkopolhukam: Pemerintah Bentuk TGIPF Usut Tragedi Kanjuruhan
"Kalau ada video lain yang juga memperlihatkan secara clear kita akan bisa menindaklanjuti sebanyak mungkin," ungkapnya.
Andika menyebut Mabes TNI nantinya yang akan bertugas untuk mengusut tragedi tersebut.
Andika juga berjanji akan menelusuri lebih lanjut dan menuntaskan perkara tersebut sampai dengan Selasa (4/10) sore.
"Kita janji. Kami juga sambil menunggu apabila ada video-video lain yang bisa dikirim ke Puspen," tuturnya.
Sebelumnya, beredar video di medsosyang memperlihatkan oknum prajurit melakukan aksi tendangan brutal ke arah suporter yang tengah berlarian di lapangan.
Kejadian tersebut terjadi usai pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Hingga pukul 18.00 WIB kemarin tercatat sebanyak 125 korban tewas, 19 jenazah lainnya belum teridentifikasi, dan ratusan lainnya lainnya luka-luka.
Kerusuhan juga mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas Stadion Kanjuruhan. Sebanyak puluhan kendaraan milik kepolisian dirusak dan dibakar massa yang kalap. Kerusuhan terjadi seusai Persebaya mengalahkan Arema 3-2. (OL-16)