RENCANA pertemuan pimpinan partai politik dianggap merupakan langkah progresif untuk mengokohkan demokrasi yang matang. Dosen Fakultas Ilmu Politik Universitas Paramadina Khairul Umam mengatakan apabila pertemuan Pimpinan PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terjadi, dapat membawa sinergi yang baik untuk islah politik kedua partai.
"PDIP dan Partai Demokrat itu tidak memiliki perbedaan ideologi. Keduanya sama-sama nasionalis dan juga dekat dengan elemen Islam moderat. Karena itu, pertemuan Puan dan AHY nantinya harus bisa menyudahi tradisi politik dendam," ujar Umam di Jakarta, Kamis (14/7).
Hubungan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat selama ini terkesan renggang lantaran sejarah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dan Pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang kurang baik. Sebagai pemimpin muda, ujar Umam, Puan dan Agus Harimurti seharusnya memiliki cara pandang yang lebih terbuka dan egaliter. Ia berharap apabila pertemuan itu terwujud, akan dapat menghentikan polarisasi dan perpecahan antarpartai.
"Karena, pertemuan Puan-AHY nantinya tidak boleh hanya sekadar manuver politik basa-basi, tetapi harus dilandaskan pada itikad baik berupa pertemuan visi dan misi kebangsaan yang lebih produktif dan kolaboratif," terang Umam.
Umam juga menyoroti rencana pertemuan PDIP dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kedua partai politik itu menurutnya memiliki perbedaan ideologi. Meskipun itu sulit, Umam menilai ikhtiar itu tetap harus dilakukan.
"Di sini, kemampuan diplomasi politik Puan menjadi pertaruhan, khususnya untuk mendisiplinkan PKS agar tidak semakin menarik perkembangan demokrasi nasional ke sisi kanan jauh dengan mengeksploitasi ideologi kanan-konservatif, " ucapnya.
Baca juga: Puan : RUU KIA, Negara Wajib Beri Bantuan Gizi Bagi Ibu dan Anak Tak Mampu
Di sisi lain, Umam berpendapat Puan harus bisa mendisiplinkan elemen-elemen di sekitarnya. PDI Perjuangan, imbuh dia, menikmati tarikan ideologi kiri-konservatif hingga memunculkan tafsir tunggal nasionalisme sehingga dianggap menyasar sejumlah sejumlah pihak yang bersebrangan, khususnya sebagian elemen Islam yang selama ini dengan mudah dicap tidak nasionalis.
"Jadi, peluang koalisi PDIP dengan Partai Demokrat relatif lebih terbuka, karena tidak ada hambatan ideologis. Saya berkeyakinan, di tangan pemimpin muda seperti Puan dan AHY, langkah islah politik antara PDIP dan Partai Demokrat dapat terwujud," tukasnya.(OL-5)