KEPERGIAN mantan penyidik Komisi Pemberantasan (KPK), Novel Baswedan ke Belanda untuk mengobati matanya yang terluka usai disiram air keras, dipertanyakan.
Sebagian masyarakat menyangsikan tujuan sesungguhnya kepergian Novel, mengingat belum banyak informasi yang beredar jika Belanda ada rumah sakit spesialis pengobatan mata.
"Kami ingin prasangka dan praduga tujuan Novel ke Belanda ini dijawab dan diumumkan oleh Kompolnas, setelah memanggil pihak-pihak terkait di Polri," kata Koordinator Masyarakat Anti Penyelewengan Anggaran (MAPAN), Apridi seusai menyambangi Kompolnas, Jumat (25/3).
Institusi Polri, lanjut Apridi, seharusnya memberikan keterangan resmi ke publik terkait kepergian Novel Baswedan ke Belanda, mengingat mantan penyidik KPK tersebut saat ini telah menjadi bagian dari Korps Bhayangkara melalui melalui jalur ASN.
Sebelumnya, Jumat (18/3/2022), Novel sudah memberikan keterangan resmi ke publik perihal rencana keberangkatannya ke Belanda.
Dalam keterangannya, Novel berharap ada teknologi dan pola pengobatan yang mampu menyembuhkan atau setidaknya menemukan penelitian untuk mencari solusi pengobatan matanya.
"Seyogianya Mabes Polri yang memberikan keterangan atau setidaknya mendampingi Novel saat menyampaikan keinginannya ke publik. Kan ada humas dan Novel bagian dari Polri," jelas Apridi.
"Menjadi pertanyaan juga karena (Novel) ke Belanda hanya berharap, bukan (pengobatan) yang pasti-pasti saja seperti dengan Prof. dr. Donald Singapura," imbuhnya.
Berdasarkan penelusuran dan rujukan terkait rumah sakit atau tempat pengobatan mata terbaik di dunia, kata Apridi, sebenarnya ada di beberapa lokasi di Asia seperti di Singapura, tempat awal mata Novel ditangani.
Novel sendiri mengungkapkan bahwa spesialis mata di Singapura bernama Profesor Donal Tan, adalah orang yang berhasil menyelamatkan satu dari dua matanya yang terluka akibat air keras.
"Novel bahkan menyebut Profesor Donal Tan adalah dokter spesialis terbaik di dunia berdasarkan rating peringkat dokter mata dunia, lalu ngapain ke Belanda?," ucap Apridi.
Pihaknya juga mempertanyakan asal anggaran negara yang digunakan untuk membiayai seluruh akomodasi, hingga pengobatan mata Novel di Belanda.
Selain itu, MAPAN menyebut keistimewaan yang didapatkan Novel, dapat memantik kecemburuan ASN lainnya termasuk Anggota Polri, yang juga terluka saat menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai abdi negara.
Agar tidak menjadi prasangka dan praduga yang dapat memantik polemik publik, MAPAN meminta Kompolnas selaku pengawas Polri, segera memanggil pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi sekaligus menjelaskan dengan lugas perihal keberangkatan Novel ke Belanda.
"Perlu dijelaskan asal muasal dana, ada tidaknya izin termasuk pendampingan dari Polri sebagai institusi/lembaga negara tempat Novel melekat, bertugas dan menjalankan kewajibannya sebagai abdi negara," papar Apridi.
"Yang paling penting, apakah benar tujuan Novel ke Belanda untuk mengobati mata, bukan ke tempat atau agenda lain semisal pengadilan Internasional di sana, seperti isu yang beredar di tengah masyarakat saat ini," tandasnya. (OL-13)