LEMBAGA survei Lingkaran Suara Publik (LSP) menggelar survei terkait kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Melalui survei yang dilakukan pada 7-20 Februari 2022, hasilnya menunjukkan lebih dari 43 persen publik puas terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf sepanjang 2021.
"Sebanyak 7,1 persen yang sangat puas dan 43,3 persen menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf," kata Direktur Eksekutif LSP Indra Nuryadin, Jumat (25/2).
Sebaliknya, terdapat 8,9 persen publik yang menyatakan tidak puas terhadap kinerja pemerintah dan 3,6 persen juga merasa sangat tidak puas. Sedangkan, sebanyak 5,4 persen tidak menjawab/tidak tahu.
Lantas dari angka tingkat kepuasan tersebut, LSP kemudian melakukan breakdown faktor apa saja yang menjadi penopang masyarakat merasa puas dengan kinerja pemerintahan saat ini.
Berdasarkan data tersebut, kepuasan publik tertinggi ada di bidang kesehatan yakni dalam penanggulangan pandemi Covid-19, kebebasan beragama, infrastruktur serta pertahanan keamanan.
Bidang kesehatan khususnya dalam penanggulangan pandemi Covid-19 mendapatkan tingkat kepuasan publik sebesar 42,2 persen, sangat puas 4,6 persen, biasa saja 30,1 persen, tidak puas 11,2 persen, sangat tidak puas 1,1 persen.
Bidang kebebasan beragama tingkat kepuasannya 40,7 persen, sangat puas 3,2 persen, biasa saja 34,1 persen, tidak puas 10,2 persen dan sangat tidak puas 1,2 persen.
Bidang infrastruktur, yang merasa puas sebesar 40,3 persen, sangat puas 3,4 persen, biasa saja 33,5 persen, tidak puas 11,1 persen dan sangat tidak puas 1,1 persen.
"Bidang pertahanan dan keamanan, tingkat kepuasannya 40,1 persen, sangat puas 3,3 persen, biasa saja 35,3 persen, tidak puas 8,2 persen dan sangat tidak puas 1,5 persen," ujar Indra.
Namun, sambung Indra, penilaian publik cenderung negatif dengan kinerja pemerintah terkait penyediaan lapangan kerja dan kesejahteraan sosial. Untuk persoalan ketersediaan lapangan pekerjaan yang merasa puas hanya 15,1 persen dan yang merasa sangat puas 0,7 persen.
Kemudian yang merasa biasa saja 36,4 persen dan yang merasa tidak puas ada 30,7 persen, serta yang sangat tidak puas ada 7,4 persen.
Sementara untuk faktor kesejahteraan sosial, yang merasa puas 20,4 persen, namun yang tidak puas ada 29,7 persen, yang merasa biasa saja 34,7 persen.
Hal ini mengafirmasi bahwa persoalan kebutuhan pokok yang naik dan ketersediaan lapangan kerja yang minim menjadi salah satu penyebab data itu muncul seperti itu.
Di mana masalah lapangan kerja atau tingkat pengangguran 25,4 persen, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok 16,1 persen.
"Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan jokowi-maruf terutama dari bidang kesehatan; bidang infrastruktur; bidang kebebasan beragama; bidang pertahanan dan keamanan dan; bidang kebebasan berpendapat. Sementara bidang lain terutama bidang-bidang terkait ekonomi sosial masih belum cukup memberi kontribusi memadai," imbuh Indra.
Survei dilakukan terhadap 1.230 sample responden yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Survei diambil melalui sesi wawancara langsung dengan bantuan kuisioner. Ada pun margin of error hasil survei ini adalah 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan publik sebesar 95 persen.
Lebih lanjut, LSP juga mengukur seberapa popularitas dan likeabilitas nama-nama calon presiden potensial di Pilpres 2024. Hasilnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menempati tingkat tertinggi dibanding nama-nama lainnya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengungguli nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Indra mengatakan, melalui survei, publik ditanya seandainya prmilihan presiden dilakukam hari ini, siapakah yang akan dipilih?
Pihaknya menyodorkan 6 nama calon yang digadang-gadang akan maju pada Pilpres 2024. Hasilnya, nama Prabowo Subianto masih unggul dengan 28,4 persen.
"Anies Baswedan dipilih publik sebesar 17,7 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo sebesar 15,8 persen.
Nama lainnya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 8,1 persen, Ketua DPR RI Puan Maharani 4,2 persen, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto 3,1 persen," paparnya.
Sedangkan, 21,6 persen responden belum mementukan pilihannya.
Sebanyak 1,1 persen responden menyatakan tidak menjawab/tidak tahu. (OL-8)