PRESIDEN Joko Widodo melihat sumber daya manusia (SDM) Nahdlatul Ulama (NU) memiliki potensi yang luar biasa besar. Secara keanggotaan, jumlah masyarakat NU mencapai lebih dari separuh penduduk muslim di Indonesia atau sekitar 115 juta orang.
"Dengan jumlah dan jaringan organisasi yang sangat lengkap yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan luar negeri, NU merupakan potensi bangsa yang sangat besar," ujar Jokowi Pengukuhan PBNU Masa Khidmat 2022-2027 sekaligus Peringatan Hari Lahir ke-96 NU di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1).
Kepala negara pun mendorong PBNU untuk menjalankan program pengembangan SDM secara serius sebagaimana kini juga tengah digalakkan pemerintah.
Jika semakin banyak warga nahdliyin yang memegang gelar cendikiawan, kaum profesional, dan wirausaha, tentu NU akan semakin disegani oleh masyarakat dunia. Organisasi Islam terbesar di Indonesia itu akan memberikan warna yang lebih cerah dalam peradaban global di masa modern.
Jokowi pun berkisah bahwa dirinya mengenal satu sosok nahdliyin muda yang kini sukses sebagai profesional di bidang teknologi. Pemuda itu kini bekerja di Singapura dengan gaji yang sangat tinggi.
Baca juga:
"Saya kenal satu orang. Dia ini kerja di Singapura sudah lama. Saya ketemu tujuh tahun yang lalu. Dia mengerjakan apa saja bisa. Masih muda sekali, namanya Mas Ainun Najib. Di sana gajinya sangat tinggi sekali jadi kalau mau diajak pulang, kita harus menggaji lebih gede. Ini nanti tugasnya Pak Kyai. kalau beliau yang mengajak, digaji berapa pun, bismillah pasti mau," tutur mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Itu hanya satu dari sekian banyak talenta muda hebat yang dimiliki NU.
Dengan jaringan organisasi yang sangat luas, NU harus bisa mengonsolidasikan potensi-potensi tersebut dan memanfaatkannya untuk menggulirkan agenda-agenda strategis nasional.
Semua potensi yang ada itu perlu dijahit, dirajut dalam rumah besar NU sehingga NU bisa semakin berperan dalam kemandirian dan kemajuan bangsa, semakin berperan dalam dunia yang penuh perubahan dan disrupsi, dalam dunia yang semakin diwarnai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Ini akan menjadi kekuatan besar untuk mempercepat menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan kemanusiaan," jelas Jokowi. (OL-4)