09 December 2020, 10:26 WIB

WML Kagum dengan Muslim Indonesia


Cahya Mulyana |

USAI bertemu dengan pimpinan Etidal Syech Mansour, Senin (7/12), Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD bertemu dengan Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islami atau World Moslem League (WML) Syech Abdul Karim Al Issa di kantornya, di Riyadh Arab Saudi, Selasa (8/12).

Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu, keduanya sepakat perlunya penerapan wawasan moderasi Islam (Wasathiyah Islam) di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia. Adanya fakta umat manusia di dunia mempunyai agama dan keyakinan yang berbeda-beda, diperlukan inklusivisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kaum muslimin diminta tidak terjebak ke dalam sikap ekstrimisme-radikal atau liberalisme, melainkan harus menjadi umat jalan tengah yang menjadi agen perdamaian. Menurut Mahfud, konsep wasathiyyah Islam sangat cocok bagi umat Islam di Indonesia sebab di Indonesia banyak agama dan keyakinan yang dianut oleh umat.

"Indonesia adalah laboratorium pluralisme dan toleransi yang paling efektif di dunia karena merupakan negara dengan pendududuk muslim terbesar di dunia dan dengan berbagai agama dan mazhab keagamaan yang sangat lengkap. Semua bisa hidup berdampingan," kata Mahfud MD dalam pertemuan tersebut seperti dilansir dari keterangan resmi Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Rabu (9/12).

Baca juga: Cendekiawan Muslim Susun Piagam Lingkungan Hidup

Sementara Sekretaris Jenderal WML Abdul Karim Al-Issa menyatakan kebanggaannya kepada kaum muslimin Indonesia karena pengarusutamaannya pada wasathiyah Islam.

"Beberapa waktu yang lalu, saya berkunjung ke Indonesia, meresmikan Museum Sejarah Nabi Muhammad dan berceramah di berbagai tempat. Kaum muslimin di sana benar-benar mencerminkan kesadaran manusia itu diciptakan berbeda-beda tapi derajatnya sama dalam kehidupan bersama. Kaum muslimin Indonesia mengikuti Piagam Madinah yang dulu dibuat sendiri oleh Nabi Muhammad," kata Abdul Karim.

Mahfud dan Abdul Karim Al-Issa selanjutnya bersepakat untuk menjalin kerja sama dalam mendakwahkan Islam yang berwawasan wasathiyyah Islam melalui jaringan masing-masing.(OL-5)

BERITA TERKAIT