15 March 2023, 05:00 WIB

Peringatan dari Meksiko


Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group|Podium

img
MI/Ebet

AKHIR pekan lalu, kolumnis Fareed Zakaria mengulas Meksiko yang kehilangan momentum. Di sebuah opininya di Washington Post itu Zakaria menulis, Meksiko mestinya bisa menangguk keuntungan ekonomi akibat ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok.

Namun, tetangga 'Negeri Paman Sam' itu menyia-nyiakannya. Angin ekonomi yang 'menjanjikan' tertahan oleh politik yang buruk. Pemicunya, tulis Zakaria, hasrat Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, disingkat AMLO, untuk melanjutkan kekuasaannya dengan menempuh beragam cara.

AMLO, tandas Zakaria, ialah demagog pengejar populisme dari 'halaman terburuk' dalam sejarah Amerika Latin. Lopez Obrador disebut telah menyerang institusi politik penting Meksiko, yakni lembaga pemilu. Gerilya politik itulah yang dinilai paling berbahaya. Kewenangan lembaga independen pemilu tengah dipereteli.

Bulan lalu, partai penyokong Lopez Obrador mengesahkan RUU untuk melemahkan lembaga itu secara drastis. Awalnya, partai berkuasa mendorong rencana membunuh lembaga itu dan menggantinya dengan badan baru. Namun, upaya itu gagal karena jalan amendemen konstitusi sebagai syarat mengakhiri hidup lembaga pemilu tersebut tidak terpenuhi.

Karena itu, dicarilah jalur lain. Anggaran KPU-nya Meksiko akan dipotong hampir sepertiga. Banyak kantor lokal (KPU daerah) akan ditutup dan 6.000 anggota staf akan diberhentikan. Kekuatan mereka akan dibatasi dengan mencabut beberapa 'taring' pengawas. Dia mengatakan langkah itu dilakukan untuk menghemat anggaran hingga puluhan juta dolar.

Namun, banyak yang curiga, penghematan cuma dalih. Mereka yang skeptis menyebut Lopez mengambil langkah-langkah itu untuk memastikan pemilu berikutnya menghasilkan kemenangan di legislatif bagi partainya.

Kolom Zakaria menjadi peringatan nyata bahwa banyak yang 'menyelinap' untuk maksud-maksud tertentu pascapandemi. Ia sekaligus mengingatkan kebangkitan ekonomi akan sulit dicapai tanpa komitmen politik yang kuat dari pemegang kekuasaan untuk setia pada jalur demokrasi dan konstitusi.

Meksiko yang secara geografis dekat dengan raksasa ekonomi dunia tak bisa menangguk keuntungan positioning itu karena watak penguasa yang antikritik dan gemar membengkokkan tatanan konstitusi.

Saya, kok, merasa peringatan Zakaria itu pas juga untuk kita di sini. Kita memang bukan Meksiko. Penguasa kita juga tidak antikritik. Pun, jalan kita menuju pemilu masih di jalur yang benar.

Namun, siapa yang menggaransi semuanya bakal mulus? Faktanya, gerilya menunda pemilu masih gencar. Usaha mengembalikan sistem pemilu ke proporsional tertutup jalan terus. Ada pula upaya mengkriminalisasi sosok-sosok politik potensial.

Pandemi covid-19 memutar roda peradaban begitu cepat. Akibatnya, perubahan pun terasa mendadak dan dramatis. Termasuk perubahan politik. Namun, percayalah, itu jalan berbahaya dan sangat berisiko.

BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA