13 September 2023, 07:41 WIB

Tak Terlihat, Kegunaan Daun Kelor tak Terhingga


Dr. dr. Theresia Monica Rahardjo, SpAn, Dokter Spesialis dan Konsultan Anestesiologi |

POHON Kelor, pohon yang banyak dikaitkan dengan hal supranatural, sebagai pengusir hal tak nampak, sehingga banyak dipandang sebelah mata walaupun ternyata khasiatnya luar biasa. Saat ini ada 13 spesies tanaman kelor di seluruh dunia dan Moringa oleifera merupakan spesies yang paling banyak diteliti sehingga banyak dikultivasi di seluruh dunia. 

Pohon kelor berasal dari India dan tersebar di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia, Asia, Afrika, Florida Selatan, Kepulauan Karibia dan Amerika Selatan. Pohon kelor memiliki sebutan sesuai dengan negara atau daerah tempat tumbuh, seperti Benzolive, Drumstick Tree, Horseradish, Mulangay, Marango, Sajna, Kelor, Saijihan, dan Mlonge. Seluruh bagian tanaman kelor, mulai dari biji, polong, daun dan akar, dapat dikonsumsi serta banyak digunakan di bidang agrikultur, industri dan medis. 

Daun kelor merupakan bagian pohon dengan nutrisi terbaik. Penelitian-penelitian menyebutkan daun kelor mengandung protein sembilan kali lipat dari yogurt. Asam amino esensial dalam daun kelor lebih tinggi dibanding kedelai. Kandungan vitamin C daun kelor sekitar tujuh kali lipat dari jeruk dan vitamin A sekitar sepuluh kali lipat dari wortel, sehingga daun kelor bisa menjadi sumber beta-carotene, vitamin C dan E, juga polifenolik. Daun kelor juga mengandung kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), mangan (Mn), fosfor (P), zing (Zn), natrium (Na), kuprum (Cu) dan besi (Fe) dalam jumlah tinggi. 

Kandungan kalsium daun kelor sekitar tujuh belas kali lipat dari susu, kalium lima belas kali lipat dari pisang dan besi dua puluh lima kali dari bayam. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 73% dari kalsium dalam kelor akan diserap dan 59% dipertahankan oleh tubuh, sehingga disimpulkan bahwa tepung daun kelor merupakan alternatif yang baik sebagai sumber tambahan kalsium ketika susu tidak tersedia. 

Lengkapnya kandungan nutrisi daun kelor menyebabkan banyak penelitian dilakukan untuk meneliti efek daun kelor terhadap stunting terutama di daerah India dan Afrika. Penelitian mengenai penambahan bubuk daun kelor bagi anak stunting juga sudah mulai bermunculan di Indonesia. 

Stunting merupakan masalah yang sangat penting dalam konteks ketahanan bangsa. Asupan nutrisi yang tidak adekuat pada masa kritis perkembangan otak yaitu dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) akan menurunkan kemampuan kognitif dan motorik seorang anak serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan lainnya dikemudian hari. 

Anak dengan stunting memiliki rerata skor IQ 11 poin lebih rendah dibandingkan IQ anak normal. Sebesar 65% bayi yang mengalami gizi kurang atau gizi buruk memiliki IQ di bawah 90 yang berdampak pada penurunan kemampuan bersekolah menjadi hanya sekitar tujuh tahun. 
Salah satu penelitian di India Sentral menemukan bahwa pemberian suplemen bubuk daun kelor dua kali sehari pada anak-anak umur 7-59 bulan dengan malnutrisi akut berat akan meningkatkan berat badan secara nyata dibandingkan anak-anak yang tidak diberikan bubuk daun kelor. 

Penelitian lain di Tanzania menemukan bahwa pemberian tiga sendok makan atau sekitar 25 gram bubuk daun kelor setiap hari akan meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) secara nyata pada anak-anak dengan anemia dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mendapatkan bubuk daun kelor. Salah satu penelitian mengenai bubuk daun kelor di Indonesia melaporkan bahwa penambahan bubuk daun kelor ke dalam makanan bayi meningkatkan body mass index (BMI) pada anak-anak dengan kekurangan gizi. 

Lengkapnya sumber nutrisi dalam daun kelor disertai dengan mudahnya akses untuk mendapatkannya menjadikan daun kelor sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di daerah dengan penduduk yang menghadapi masalah gizi atau stunting. Penambahan daun kelor ke dalam makanan akan menambah diversifikasi pola makan sehingga memberikan variasi rasa dalam makanan dan membantu mengurangi risiko kekuarngan gizi akibat pola makan yang kurang memadai. 

Dalam kondisi darurat, daun kelor juga dapat menjadi sumber nutrisi sehingga membantu mengurangi kerawanan pangan yang terjadi di lokasi-lokasi bencana alam.

Tanaman kelor terdapat di berbagai tempat, mudah tumbuh dalam lingkungan kemarau dan mudah didapatkan, semuanya menjadikan tanaman kelor sebagai sumber nutrisi tambahan ideal bagi daerah-daerah yang sulit terjangkau. Hal ini menjadikan tanaman kelor memiliki nilai tambah dalam bidang pertanian berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam. 

Produksi dan perdagangan daun kelor dapat menciptakan peluang ekonomi baik bagi petani lokal maupun produsen pangan. Promosi dan edukasi lebih lanjut mengenai manfaat daun kelor perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kesadaran pangan masyarakat tentang pilihan pangan yang lebih sehat, mudah didapat dengan harga terjangkau.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa Daun Kelor memiliki beberapa peran penting dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada ketahanan nasional Bangsa Indonesia. Jadi kata-kata “Don’t Judge A Book By Its Cover” dapat diterapkan pada Pohon Kelor, tampak tidak penting, tetapi tenyata sangat bermanfaat bagi pemenuhan nutrisi generasi bangsa.

Disarikan dari  Buku Daun Kelor, Stunting dan Ketahanan Nasional, serta berbagai sumber lain.

BERITA TERKAIT