14 March 2023, 05:05 WIB

IMM dan Tantangan Kaum Muda


Abdul Musawir Yahya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Peneliti RBC Malik Fadjar Institute |

PADA 14 Maret 2023 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merayakan miladnya yang ke-59. Pada saat bersamaan pula, IMM mengadakan konsolidasi nasional melalui Tanwir XXXI yang berlangsung pada 14-16 Maret 2023 di Banjarmasin. Kegiatan itu diikuti ratusan peserta yang merupakan perwakilan 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) se-Indonesia.

Sebagai salah satu organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang bergerak dalam lingkup kemahasiswaan dan kaum muda, sudah semestinya IMM mengejawantahkan spirit sebagai gerakan Islam berkemajuan. Dalam konteks Muhammadiyah, spirit itu terlihat jelas pada berbagai inovasi dan kebaruan (tajdid) bagi kemaslahatan masyarakat di bidang sosial, politik, pendidikan, kesehatan, hingga filantropi dan kemanusiaan global.

Tantangan besar bagi IMM ialah bagaimana dengan spirit yang sama mampu mengelola mahasiswa dan kaum muda Muhammadiyah, menjadi modal sosial yang di masa depan berdampak nyata bagi kemajuan bangsa. Terlebih, IMM tentu lebih dekat dengan generasi milenial dan generasi Z Muhammadiyah. Generasi yang hidup di era yang kian dinamis, terbuka, dan serbadigital.

Dalam situasi seperti itu, IMM dihadapkan pada peluang yang amat menjanjikan sekaligus tantangan yang cukup berat. Di era digital, banyak inovasi yang dapat dilakukan kaum muda. Namun, pada saat bersamaan, bagi mereka yang punya pola pikir konvensional dan kurang daya kreativitas sangat mungkin akan terpinggirkan dalam persaingan.

Sebagai contoh, dalam hal peluang kerja dan karier, dunia kerja semakin dinamis. Banyak perusahaan yang melakukan pengurangan pegawai hingga gulung tikar karena dampak digitalisasi maupun pandemi. Sebaliknya, peluang karier justru semakin beragam karena bekerja tak lagi melulu identik dengan kantor dan perusahaan. Self-employed kian menjadi tren anak muda.

Hal itu turut didukung fakta bahwa rasio jumlah sarjana per tahun semakin tidak berimbang dengan total lowongan pekerjaan yang tersedia. Berdasarkan data Kemendikbud-Ristek (2022), lulusan sarjana per tahun mencapai 1,4 juta, sementara rilis Karirhub Kemenaker (2022) mencatat, total lowongan pekerjaan yang tersedia yaitu sebanyak 141.866. Artinya, hanya 10% peluang kerja dari total sarjana.

 

Pengader utama

Situasi itu harus benar-benar disadari generasi muda, termasuk mahasiswa, yang di masa depan akan berhadapan langsung dengan fenomena tersebut. IMM sebagai pengader utama generasi muda Muhammadiyah di lingkungan perguruan tinggi pun harus kian inovatif dalam melakukan pembangunan kapasitas (capacity building) para anggotanya. Para aktivis IMM harus semakin lihai memainkan perannya di era digital.

Di tengah upaya merespons tantangan besar tersebut, IMM juga memiliki tuntutan untuk tetap menjaga muruahnya sebagai gerakan intelektual, sekaligus elemen masyarakat sipil (civil society) yang menjadi penyeimbang negara. Dengan demikian, generasi muda Muhammadiyah harus sigap menghadapi kehidupan yang kian pragmatis, dengan tetap menjaga idealisme dan prinsip-prinsip gerakannya.

Untuk mewujudkan hal itu, IMM perlu menyeimbangkan tiga pilar gerakannya, yaitu gerakan intelektual, gerakan ekonomi, dan gerakan politik agar dapat menjadi modal sosial yang berharga, tak hanya bagi Muhammadiyah, tetapi juga bagi bangsa ini.

Pilar pertama, yaitu gerakan intelektual merupakan fondasi utama IMM sebagai organisasi yang para anggotanya lahir dan tumbuh di lingkungan perguruan tinggi. Terlebih, Muhammadiyah dikenal salah satunya lantaran keunggulannya di bidang pendidikan. Karena itu, IMM harus menjadi penggerak bagi para mahasiswa dan kaum muda Muhammadiyah untuk meningkatkan kualitas kesarjanaannya agar berguna bagi bangsa ini di masa depan.

Salah satu model gerakan yang perlu dibangun IMM ialah dengan mempersiapkan para kadernya agar dapat melanjutkan studi di kampus-kampus terbaik di dunia. Bagaimanapun pendidikan ialah investasi terbaik. Di masa yang akan datang, kader-kader terbaik itu akan sangat dibutuhkan oleh bangsa ini.

Pilar kedua, yaitu gerakan ekonomi. Perkembangan era digital merupakan kesempatan yang amat menjanjikan bagi dunia usaha karena di saat peluang kerja di perkantoran kian terbatas, peluang usaha justru menjadi semakin luas dan tak terbatas. Hal itu dapat menjadi ruang bagi gerakan IMM dengan mendidik para mahasiswa, agar siap menjadi entrepreneur muda demi tonggaknya basis perekonomian masyarakat.

Tradisi amal usaha di Muhammadiyah yang didasari literasi finansial yang baik, perlu menjadi pembelajaran penting bagi mahasiswa. Ke depan, akan semakin banyak potensi ekonomi baru seiring dengan perkembangan gaya hidup maupun peningkatan jumlah penduduk. Berbekal pelatihan, pendampingan, dan jaringan yang memadai, IMM diharapkan dapat menjadi medium bagi kader-kader yang ingin terjun ke dunia usaha.

Terlebih, baru-baru ini Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak IMM untuk berkolaborasi membangun 1.000 warung atau minimarket yang diinisiasi kaum muda. Zulkifli meyakini gerakan itu dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kemiskinan.

Pilar ketiga, yaitu gerakan politik. Bagaimanapun, sebagai bagian dari gerakan mahasiswa, IMM perlu terlibat aktif dalam dinamika perpolitikan Indonesia. Pada dasarnya, politik bermakna kebijakan, siasat, pemerintahan negara, dan kewarganegaraan. Dalam konteks itu, IMM bersama organisasi mahasiswa yang lain dapat menjadi penyeimbang negara dalam menjaga prinsip-prinsip keadilan, demokrasi, dan partisipasi publik.

Untuk itu, IMM juga bertugas mendidik kader-kadernya agar tidak buta politik. Bahkan, dengan jaringan yang dimilikinya, IMM dapat mempersiapkan anak-anak muda potensial untuk masuk dunia politik. Di satu sisi, IMM harus tetap kritis dalam mengawal kebijakan pemerintah, di sisi lain IMM harus siap jika kader-kader terbaiknya diminta berkhidmat dalam politik pemerintahan.

Kita berharap, di usia yang kian matang, IMM dapat terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa ini, terutama dalam mempersiapkan generasi unggul sebagai modal sosial terpenting bagi masa depan bangsa. Selamat milad IMM dan selamat bertanwir.

BERITA TERKAIT