SEBAGAI salah satu induk olahraga nasional, Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) diharapkan bisa membawa kemajuan pada olahraga mereka bina. Karena itu mereka yang duduk di organisasi itu pun sejatinya adalah orang-orang mencintai olahraga tersebut, yakni golf.
Itu sebabnya, untuk mendapatkan pengurus yang andal, musyawarah nasional yang digelar PG PGiI harus berlangsung demokratis. Hal itu diungkapkan salah satu calon ketua umum PB PGI Boy Rafli Amar seusai bermain golf bersama dengan perwakilan anggota PGI dari Pengurus Provinsi, Pengurus Kota/Kabupaten, dan Klub di Jakarta Golf Klub, Jakarta, Minggu (19/2).
Baca juga: Ashleigh Barty Makin Serius Tekuni Golf
“Kita sudah tiga kali bermain golf bersama. Kegiatan ini kita selenggarakan untuk meningkatkan silahturahmi dan tali persaudaraan. Siapa pun yang nantinya menang menjadi Ketua Umum PB PGI yang baru kami serahkan pada mekanisme di Munas,” kata Boy kepada wartawan sebelum melakukan tee off.
“Kalau berani menjadi calon ketua umum pastinya kita harus berani membuat program dan menyosialisasikannya. Dalam tiga bulan terakhir ini kami sudah melakukan sosialisasi kepada teman-teman anggota PGI. Sebagai pecinta olahraga golf, kita sama-sama ingin memajukan olahraga golf sebagai olahraga yang berprestasi tingkat dunia."
"Dari sisi administrasi kami sudah memenuhi persyaratan yang diminta oleh panitia Munas. Jadi, kami sudah siap untuk mengikuti Munas besok dan lusa. "Harapannya adalah bisa berlangsung dengan baik dan demokratis. Soal siapa yang menang, tentu berpulang kepada para pemegang hak suara,” lanjut dia.
Boy merasa tertarik untuk menjadi Ketua Umum PB PGI karena kecintaannya terhadap olahraga golf. Menurutnya, golf tidak hanya bermanfaat positif untuk kesehatan fisik, tapi juga bagus untuk membangun karakter. “Golf sangat positif untuk pembangunan karakter bangsa kita.” kata Boy. Dia berharap proses pemilihan dapat berjalan dengan jujur, adil, dan demokratis.
Sebelumnya, Boy menjelaskan bahwa keberhasilan pembinaan prestasi golf dapat berjalan dengan baik jika ada kolaborasi yang solid dengan semua stake holder golf. PGI tidak dapat bekerja sendiri, tapi harus bekerja sama dengan organisasi golf lainnya, termasuk dengan Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia (APLGI), lapangan golf, dan bidang lain di industri golf. Menurutnya seluruh stake holder golf harus saling mendukung.
“Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Misi saya untuk persatuan. Kalau kita bersatu, misi kita akan tercapai untuk mencapai prestasi yang besar. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,”jelas Boy. Menurutnya, industri golf juga mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan negara. Lapangan golf dapat menampung banyak pekerja, antara lain kedi. Satu lapangan golf minimal bisa menampung 300 kedi. Oleh karena perlu adanya kerjasama antara PGI dengan asosiasi industri golf," ujarnya. (PGI/A-1)