KOMITE Olimpiade Indonesia (KOI) mengusulkan perubahan konstitusi dalam South East Asia Games Federation (SEAGF) Charter atau Piagam SEAGF, khususnya menyangkut ketentuan cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di SEA Games agar sejalan dengan Asian Games dan Olimpiade.
Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan perlunya revolusi regulasi olahraga Asia Tenggara. Sebab, penetapan cabor yang dipertandingkan di SEA Games selalu berdasarkan keputusan tuan rumah. Kebijakan itu dinilai Okto kerap dimanfaatkan tuan rumah untuk berburu gelar juara umum.
"SEAGF Charter hanya mewajibkan dua cabor mandatory di SEA Games, yakni atletik dan akuatik sebagai mother of sport. Cabor SEA Games selalu berdasarkan kesiapan tuan rumah," ucap Okto, sapaan Raja Sapta dalam keterangan resmi KOI, Jumat (16/9) malam.
Baca juga: PP Perbasi Siapkan Strategi Terbaik Untuk Timnas Jelang SEA Games 2023
"Pola ini harus diubah. Tidak bisa setiap tuan rumah harus menjadi juara umum. Olahraga by process bukan instan, dan acuannya harus mengacu pada kompetisi di atasnya, kontinental dan dunia," tegasnya.
Usulan itu juga telah disuarakan KOI dalam SEAGF Office Meeting terkait pembahasan sport program SEA Games Kamboja 2023, Kamis (15/09).
Dalam rapat tersebut ditetapkan 37 cabor dengan 608 number-of-event. Angka ini berkurang karena sebelumnya SEAGF menetapkan 39 cabor di Kamboja.
Perubahan terjadi karena fin swimming diklasifikasikan dalam disiplin akuatik dan muay thai masuk dalam bagian martial arts.
Selain muay thai, beberapa jenis beladiri yang masuk dalam kategori martial arts adalah arnis, jujitsu, kick boxing, dan kun bokato. Sementara Martial Art Korea (ITF Rules) diputuskan tidak dipertandingkan.
"Kami masih menunggu official dari Kamboja, tetapi Indonesia sangat tidak puas dengan hasil penetapan cabor SEA Games 2023, sehingga kami akan mengusulkan perubahan konstitusi dalam SEAGF Charter untuk ke depannya," Terang Okto.
"Sangat mubazir bagi negara untuk mengirimkan atlet ke multievent yang tidak sejalan dengan Olimpiade dan kami telah membangun komunikasi dengan negara ASEAN agar cabor kategori Olimpiade dapat menjadi cabor prioritas di SEA Games agar pembinaan olahraga ASEAN bisa terarah," tambahnya.
Dalam upayanya, NOC Indonesia juga telah mengirim surat nomor 9.15.2/NOC-INA/PRE/2022 kepada Sekretaris Jenderal SEAGF Council dan Executive Office CAMSOC HE Vath Chamroeun pada 15 September agar sport program SEA Games Kamboja bisa sejalan dengan Asian Games Hangzhou dan Olimpiade Paris. (KOI/OL-1)