13 September 2022, 19:23 WIB

NTB-NTT Bertekad Hadirkan PON Yang Sportif


Rifaldi Putra Irianto |

NUSA Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi terpilih sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII 2028. Keptusan itu ditetapkan dalam Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) KONI 2022, Selasa (13/9).

Resmi terpilih sebagai tuan rumah, Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyatakan dirinya siap menghadirkan PON yang sportif. Dia menegaskan tidak akan menghalalkan segala cara agar NTB dapat menjadi juara umum.

"Saat kami jadi tuan runah nanti, kami ingin menjadi tuan rumah yang tidak harus menang (juara umum) Kami ingin menjadi tuan rumah yang betul-betul memberikan kesempatan yang sama pada setiap atlet kita, pada setiap kontingen yang main," tegas Zulkieflimansyah dalam pidatonya di Musornaslub KONI 2022.

Disebut Zulkieflimansyah, gelaran PON lebih dari sekedar ajang kuat-kuat suatu provinsi. disebutnya ada yang lebih penting dari itu yakni sebagai tempat untuk menjalin persudaraan.

Baca juga: Lalu Zohri dkk Latihan di Jamaika

"Ada persaudaraan yang jauh lebih penting dari hanya menjadi juara. Seusuai dengan pesan dari ketua umum KONI bahwa olahragalah yang akan mempersatukan kita sebagai bangsa," terangnya.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Mempora RI) Zainudin Amali mengatakan, dalam beberapa kegiatan PON sebelum-sebelumnya masih adanya kecenderungan sejumlah daerah yang berambisi untuk meraih banyak medali yang kemudian melakukan mutasi atlet.

"Ada kecenderungan pada beberapa PON sebelumnya, terutama dari tuan rumah ingin berambisi menang dan meraih medali sebanyak-banyaknya. Kalau dihasilkan dari pembinaan itu tidak ada masalah. Tapi kalau dihasilkan dengan mengambil atlet yang sudah dibina oleh daerah lain dan untuk kepentingan jangka pendek, itu tidak boleh dan tidak sehat untuk pembinaan kita," jelasnya.

Zainudin pun meminta seluruh KONI Provinsi serta Induk Cabor memperhatikan betul hal-hal tersebut. dia berharap dilakukannya pembinaan atlet jangka panjang, bukan berlomba-lomba melakukan mutasi atlet dari daerah lain untuk kepentingan jangka pendek.

"Ya atlet yang dibina berapa yasudah itu yang ditampilkan tidak usah beramibisi untuk harus mendulang banyak medali dengan jalan yang salah. Jadi intinya daerah itu harus membina betul atlet-atletnya dari bawah, karena pembinaan daerah itu akan berdampak pada pembinaan secara keseluruhan," sebutnya. (OL-4)

BERITA TERKAIT